DELI SERDANG I TribuneIndonesia.com-PSMS Medan kembali menunjukkan keperkasaannya di kandang sendiri. Bermain di Stadion Utama Sumatera Utara, Sabtu malam (25/10/2025), Ayam Kinantan sukses menundukkan tamunya, Persiraja Banda Aceh, dengan skor tipis 1-0 dalam lanjutan kompetisi Liga 2 musim 2025/2026.
Meski harus bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-56, tim kebanggaan Kota Medan itu tetap tampil militan dan berhasil mengamankan tiga poin penuh di hadapan ribuan suporter fanatiknya. Kemenangan ini sekaligus mempertegas Stadion Utama Sumut sebagai benteng keramat yang sulit ditaklukkan lawan.
Sejak awal laga, pertandingan berjalan dalam tempo tinggi. PSMS Medan tampil agresif dan langsung menekan lini pertahanan Persiraja. Sementara tim tamu berusaha mengimbangi lewat serangan balik cepat, namun lini belakang PSMS yang dikawal Erwin Gutawa dan Kim Jeung Ho tampil sangat disiplin.
Atmosfer panas mulai terasa di babak kedua. Ribuan suporter yang memadati stadion terus meneriakkan yel-yel dukungan, membuat suasana pertandingan kian bergelora.
Ketegangan memuncak di menit ke-49, saat pemain Persiraja, Dimas, melakukan pelanggaran keras terhadap M. Syifa. Wasit Eko Saputra tanpa ragu mengeluarkan kartu kuning. Keputusan itu sempat memicu reaksi keras dari pendukung tuan rumah, bahkan beberapa botol air terlihat melayang ke dalam lapangan.
Tak lama berselang, PSMS mendapat peluang emas lewat situasi bola mati. Barata, sang eksekutor andalan, melepaskan tendangan bebas keras yang mengenai tangan pemain belakang Persiraja. Namun wasit menilai tidak ada pelanggaran penalti dan hanya memberi tendangan bebas. Keputusan itu kembali memancing protes dari tribun hijau.
Petaka datang bagi PSMS di menit ke-56. Qadri, yang sudah mengantongi kartu kuning, melakukan tekel keras di tengah lapangan. Wasit tanpa ampun mengeluarkan kartu kuning kedua yang berarti kartu merah, membuat PSMS harus melanjutkan laga dengan 10 pemain.
Unggul jumlah pemain membuat Persiraja gencar melancarkan tekanan. Namun, lini belakang PSMS tetap tampil solid. Erwin Gutawa dan Kim Jeung Ho menjadi tembok kokoh yang sulit ditembus, sementara kiper muda PSMS juga tampil gemilang menepis sejumlah peluang berbahaya.
Pelatih sementara PSMS, Welliansyah — yang menggantikan Kas Hartadi karena masih menjalani sanksi larangan mendampingi tim selama empat laga — melakukan perubahan taktis di pertengahan babak kedua. Ia menarik Barata dan M. Syifa untuk memperkuat lini tengah dan menjaga keseimbangan tim.
Meski terus digempur, PSMS justru mampu mencuri peluang emas melalui serangan balik cepat. Gol kemenangan akhirnya tercipta berkat kerja sama apik lini depan, yang diselesaikan dengan tembakan terukur ke pojok gawang Persiraja.
Hingga peluit panjang berbunyi, skor 1-0 tetap bertahan. Stadion pun bergemuruh oleh sorak kemenangan dari para suporter Ayam Kinantan yang terus menyanyikan chant kebanggaan mereka.
Kemenangan ini menjadi bukti mental juang luar biasa PSMS Medan yang tak gentar meski bermain dengan 10 pemain. Selain memperkokoh posisi di papan atas klasemen sementara Liga 2, hasil ini juga menegaskan bahwa Stadion Utama Sumut masih menjadi “benteng keramat” bagi tim berjuluk Ayam Kinantan tersebut.
Ilham Gondrong















