PPIH: Penempatan Berbasis Syarikah di Makkah Penting untuk Sukses Layanan Jemaah di Armuzna

- Editor

Kamis, 15 Mei 2025 - 07:06

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta | Penempatan jemaah haji Indonesia di Makkah dilakukan berbasis pada Syarikah, bukan kelompok terbang (kloter). Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Muchlis M Hanafi menegaskan pendekatan ini dilakukan agar proses mobilisasi dan layanan saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) berjalan optimal.

Untuk tahun ini, ada delapan Syarikah yang melayani jemaah haji Indonesia, yaitu: Al-Bait Guest yang melayani 35.977 jemaah, Rakeen Mashariq (35.090), Sana Mashariq (32.570), Rehlat & Manafea (34.802), Alrifadah (20.317), Rawaf Mina (17.636), MCDC (15.645), dan Rifad (11.283). Tujuannya, memudahkan pengendalian dan memperjelas koordinasi di lapangan, serta memastikan jemaah haji Indonesia mendapatkan layanan optimal dan tertata.

“Penempatan jemaah berbasis Syarikah di Makkah pada tahun ini, sangat urgen dan penting untuk menyukseskan layanan jemaah saat puncak haji di Armuzna. Penempatan jemaah haji Indonesia di Makkah berbasis syarikah mempertimbangkan proses pergerakan dan layanan kepada jemaah saat di Armuzna,” sebut Muchlis M Hanafi di Madinah, Kamis (15/5/2025).

Jemaah haji Indonesia diberangkatkan dalam dua gelombang. Gelombang pertama, jemaah mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah. Di kota Nabi, penempatan jemaah dilakukan tetap berbasis kelompok terbang atau kloter.

“Pemberangkatan jemaah dari Madinah ke Makkah dikelompokkan berbasis Syarikah. Ketika akan pulang ke tanah air, mereka akan dikembalikan pada kloter awal saat berangkat,” papar Muchlis M Hanafi.

Untuk jemaah haji yang berangkat pada gelombang kedua, mereka akan mendarat di Bandara King Abdul Aziz International Airport (KAAIA) Jeddah. Dari bandara, jemaah diberangkatkan dengan bus berdasarkan Syarikah sesuai basis penempatan hotel di Makkah.

“Layanan di Makkah berbasis Syarikah ini linear dengan pola pergerakan jemaah dari Makkah menuju Arafah, Muzdalifah dan Mina, serta layanan di dalamnya. Sehingga pengelompokkan berbasis Syarikah ini penting dalam rangka menyukseskan pelaksanaan puncak haji di Armuzna,” sebut Muchlis M Hanafi.

Disinggung terkait dampak pendekatan ini yang mengakibatkan ada sejumlah pasangan suami istri atau anak dan orang tua atau pendamping dengan lansia dan disabilitas yang terpisah karena beda Syarikah, Muchlis M Hanafi menjelaskan bahwa pihaknya terus berusaha melakukan mitigasi agar implikasinya bisa diminimalisir.

Langkah yang dilakukan, kata Muchlis M Hanafi, antara lain melakukan identifikasi berbasis data terkait jemaah terdampak. Secara umum, jemaah yang tahun ini berangkat bersama pasanganya, tidak terpisah oleh pendekatan kloter berbasis syarikah. Demikian juga dengan anak dan orang tua atau disabilitas dengan pendampingnya, secara umum mereka tetap bersama atau tidak terpisah baik saat di Madinah maupun Makkah.

“Memang ada pasangan suami istri yang terpisah, orang tua yang terpisah dengan anaknya, serta ada juga beberapa jemaah disabilitas yang terpisah dengan pendampingnya. Ini terus kita mitigasi agar dampaknya bisa diminimalisir dan jemaah tetap nyaman dalam beribadah,” paparnya.

Baca Juga:  Ekspansi Bank Capital Kini Hadir di Sulawesi Utara dengan Penawaran Spesial untuk Pensiunan

“Sebagai bagian dari proses mitigasi, hal ini juga kita bahas dengan pihak Arab Saudi agar bisa didapat solusi terbaik,” sambungnya.

Muchlis M Hanafi memastikan, seluruh jemaah, termasuk yang terpisah karena beda Syarikah, tetap mendapatkan layanan sesuai dengan haknya. Saat ini, tercatat ada 92.437 jemaah yang sudah terbang ke Madinah dalam 235 kelompok terbang (kloter). Dari jumlah itu, ada 65 kloter dengan 25.547 jemaah yang sudah berangkat dari Madinah dan tiba di Makkah.

“PPIH telah mendistribsukan lebih dari 2 juta boks katering yang diberikan kepada jemaah haji. Sekitar 1,578 juta boks dibagikan di Madinah dan 476 ribu boks dibagikan di Makkah,” sebut Muchlis M Hanafi.

“Sajian katering bercita rasa nusantara ini diantarkan ke jemaah sesuai waktu penyajian untuk dinikmati bersama oleh jemaah, termasuk pasangan suami istri, orang tua dan anaknya, serta disabilitas dan lansia bersama para pendampingnya,” tandasnya.

*Akselerasi Nusuk*

Muchlis M Hanafi menambahkan, Syarikah dan PPIH Arab Saudi saat ini tengah melakukan akselerasi distribusi kartu Nusuk. Menurutnya, kartu Nusuk sangat penting bagi jemaah karena menjadi semacam “paspor perhajian” yang dibutuhkan dalam setiap tahapan dan aktivitas perhajian.

“Masalah akselerasi distribusi kartu Nusuk sudah kita bahas bersama dengan pihak Kementerian Haji dan Umrah Saudi bersama pihak Syarikah. Sampai saat ini, ada 92.437 jemaah yang tiba di Arab Saudi. Namun, masih ada kartu Nusuk yang belum tersalurkan ke jemaah,” sebut Muchlis M Hanafi.

“Hasil rapat dengan Kemenhaj dan para Syarikah, kita bersepakat bahwa tim Syarikah dibantu petugas PPIH akan bersinergi agar dapat segara membagikan kartu Nusuk kepada jemaah haji Indonesia yang belum mendapatkannya,” sambungnya,

Ditambahkan Muchlis, pihaknya dalam beberapa hari terakhir sebenarnya sudah melakukan akselerasi. Hal itu berjalan efektif sehingga makin banyak jemaah yang sudah mendapatkannya.

“Kami melakukan akselerasi agar pendistribusian lebih cepat. Alhamdulillah setelah ada akselerasi, distribusi dan aktivasi kartu Nusuk capaianya meningkat,” papar Muchlis M Hanafi.

“Jemaah yang saat tiba di Makkah belum mendapatkan kartu Nusuk, tetap bisa melaksankan umrah wajib dengan pendampingan dari pihak Syarikah,” lanjutnya.

Pemerintah Arab Saudi, kata Muchlis, memberikan perhatian yang sangat tinggi terhadap jemaah haji ndonesia. Sebab, Indonesia merupakan negara dengan jumlah jemaah haji terbesar. Karenanya, sinergi Indonesia dan Saudi sangat penting dalam menyukseskan penyelenggaran haji. Hal itu lah yang mendasari dilakukannya rapat bersama untuk membahas solusi atas beragam persoalan yang muncul.

“Kami tidak lagi mencari siapa yang salah, tetapi bagaimana mencari solusi bagi persoalan yang muncul di lapangan ini,” tandasnya.

 

Berita Terkait

Gerakan Pangan Murah Hadir di Tiga Desa Kecamatan Batang Kuis, Warga Antusias Sambut Program Penekan Inflasi
Prabowo Kumpulkan Ketum Parpol di Istana: DPR Dicopot, Tunjangan Dicabut, Perusuh Dihantam Tegas!
Waspada Provokasi: Ketua Umum JWI Ramadhan Djamil Ajak Masyarakat Selektif Bermedia dan Jaga Persatuan Bangsa
“Dana Desa Keutapang Raib Geuchik Diduga Kebal Hukum, Kuitansi Misterius Jadi Sorotan!”
Ketua PENA PUJAKESUMA dan Ketua PEPABRI Aceh Tamiang Imbau Masyarakat Jaga Persatuan, Jangan Terprovokasi
Keberadaan PT Asera Sagoesa di Pante Bidari Dinilai Tak Beri Manfaat, Marak Abaikan Tanggung Jawab Sosial
Kapolsek Batang Kuis Gandeng Ulama, Teguhkan Amal Agama di Tengah Masyarakat
NasDem Nonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dari DPR
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 31 Agustus 2025 - 16:03

Muskab VI IPSI Lampung Selatan 2025: Bupati Egi Dukung IPSI Jadi Garda Pelestarian Budaya dan Prestasi

Minggu, 31 Agustus 2025 - 12:45

Rapat Penetapan Pengurus GBNN Aceh Tenggara Tahap II Resmi Digelar

Minggu, 31 Agustus 2025 - 00:38

MPK PB HMI Tegaskan Aksi Damai Konstitusional, Negara Harus Lindungi Hak Warga

Sabtu, 30 Agustus 2025 - 08:25

GMBI Lampung Ajak Masyarakat Jaga Stabilitas dan Tidak Mudah Terprovokasi

Kamis, 28 Agustus 2025 - 14:00

Presiden PADI Burlian Sjafei Tandatangani Kesepakatan Pinjam Pakai Kantor

Kamis, 28 Agustus 2025 - 09:36

HUT ke-56, PAC IPK STM Hilir Bagikan 50 Paket Sembako dan Ziarah ke Makam Olo Panggabean

Rabu, 27 Agustus 2025 - 14:23

Muhammadiyah Wonogiri Gelar Sarasehan Petani Nangka di Desa Jomboran

Senin, 25 Agustus 2025 - 07:30

Senator Casytha Sosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan

Berita Terbaru

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x