Oleh: Chaidir Toweren — Seniman Politik Aceh
TribuneIndonesia.com
Di tengah kian tidak menentunya arah politik nasional dan fragmentasi partai yang lebih banyak diwarnai kepentingan elite dibanding aspirasi rakyat, kehadiran Partai PADI menjadi sebuah oase. Partai ini tampil bukan sekadar sebagai partai politik biasa, melainkan sebagai rumah terakhir bagi mereka yang mulai kehilangan kepercayaan pada partai-partai lama.
Partai PADI, dengan lambang yang merepresentasikan tanaman padi, bukan sekadar simbol, tetapi refleksi dari niat besar untuk mengembalikan semangat swasembada dan kemandirian bangsa. Di saat ketahanan pangan global diuji, PADI hadir mengusung slogan yang kuat: “Ketahanan Pangan untuk Ketahanan Bangsa.” Slogan ini bukan retorika kosong, melainkan panggilan sejarah yang ingin membangkitkan kembali kejayaan Indonesia sebagai negara agraris yang mandiri secara pangan.
Berazaskan Pancasila dan berpedoman pada semangat gotong royong, PADI membawa harapan baru. Bukan hanya untuk petani, tetapi untuk seluruh rakyat Indonesia. Dalam pandangan PADI, gotong royong bukan sekadar warisan budaya, tetapi solusi konkret dalam membangun kemandirian nasional, terutama di sektor pangan dan pertanian yang selama ini justru kerap diabaikan dalam kebijakan makro.
PADI tidak hadir untuk bersaing dalam narasi populis atau politik identitas yang mengoyak. Ia hadir untuk menyatukan, membangun, dan menjawab kebutuhan dasar manusia: makan. Karena bagi PADI, politik bukan sekadar soal kekuasaan, tetapi soal menjamin keberlangsungan hidup rakyat. Dan apa arti politik tanpa kemampuan negara menyediakan pangan bagi rakyatnya?
Melihat realitas politik hari ini yang cenderung transaksional, Partai PADI muncul sebagai alternatif dengan jati diri yang kuat dan tujuan yang jelas. Ia menjadi pelabuhan terakhir bagi mereka yang masih percaya bahwa politik bisa dijalankan dengan idealisme dan niat baik.
Indonesia pernah berjaya dengan program swasembada pangan. Maka tidak mustahil, dengan tekad kolektif dan arah kebijakan yang fokus, mimpi itu bisa kembali terwujud, bersama Partai PADI, partai yang tumbuh dari akar rumput dan berpijak pada tanah harapan.