Batang Kuis | TribuneIndonesia.com
Di tengah arus musik modern dan digital yang kian mendominasi, sebuah band dari Batang Kuis, Night Angel, hadir sebagai pengingat akan kejayaan musik gothic metal yang pernah membahana di akhir era 90-an. Dengan gaya yang khas dan aura kegelapan yang kental, Night Angel kembali meramaikan panggung musik cadas Tanah Air, menyuarakan semangat lama dalam balutan energi baru.
Band ini digawangi oleh empat musisi tangguh:
Ilham Black, sang gitaris utama sekaligus pendiri, dikenal dengan petikan gitarnya yang mistis dan gelap, menciptakan atmosfer horor yang khas.
Dedek, bassis yang menyuguhkan dentuman nada-nada berat dan mencekam.
Siswo, drummer dengan permainan dram yang menghentak dan mampu mengguncang emosi pendengar.
Nia, vokalis perempuan dengan suara jeritan penuh emosi, membelah keheningan dan menyentuh relung jiwa.
Night Angel terbentuk pada tahun 1999 di Batang Kuis, sebuah kota kecil yang menjadi saksi kelahiran band dengan aliran musik yang saat itu masih langka di Sumatera Utara. Meski sempat meredup seiring perkembangan zaman dan tergesernya genre gothic oleh musik digital yang lebih populer, Night Angel tidak pernah benar-benar mati.
Kini, setelah lebih dari dua dekade, mereka kembali bangkit, mengusung semangat baru namun tetap setia pada akar gothic metal yang telah membesarkan nama mereka. Dengan kerja keras, konsistensi, dan semangat kebersamaan yang tak pernah luntur, Night Angel menghadirkan karya terbarunya berupa mini album berjudul “Takdir”, yang juga menjadi nama dari single andalan mereka saat ini.
Album “Takdir” diyakini akan menjadi pemicu kebangkitan musik gothic metal di Indonesia. Lagu-lagu dalam album ini sarat dengan nuansa gelap, lirik mendalam, dan aransemen megah yang memadukan unsur mistik, kesedihan, dan kekuatan emosional yang intens.
Dalam beberapa kesempatan tampil, Night Angel sukses menghadirkan atmosfer sakral yang kuat di atas panggung. Kombinasi lampu temaram, suara distorsi gitar, dentuman bass, pukulan drum yang menghentak, serta jeritan khas sang vokalis mampu membawa para penonton masuk ke dunia gelap yang penuh makna.
Night Angel bukan sekadar band nostalgia. Mereka adalah simbol perlawanan terhadap arus mainstream, simbol perjuangan dalam mempertahankan idealisme bermusik, serta pembawa obor untuk menghidupkan kembali genre yang sempat padam.
Dengan semangat yang menyala, Night Angel berkomitmen untuk terus menciptakan karya, menyentuh hati para penggemarnya yang setia, sekaligus menginspirasi generasi baru untuk tidak takut memilih jalan musik yang berbeda.
Ilham Tribuneindonesia.com