Batang Kuis | TribuneIndonesia.com
Rambut gondrong, kulit legam, pakaian santai, dan langkah kaki yang tenang. Sekilas, Ilham Syahputra mungkin akan dianggap ‘bukan siapa-siapa’ oleh sebagian orang yang hanya menilai dari penampilan. Namun siapa sangka, pria berambut gondrong yang akrab disapa “Ilham Gondrong” ini justru dikenal luas di kalangan jurnalis Sumatera Utara sebagai sosok yang kritis, tajam, dan berintegritas dalam menyampaikan informasi.

Ilham saat ini menjabat sebagai kontributor Media Online TribuneIndonesia.com, sebuah platform berita digital yang sedang tumbuh pesat dan dipercaya publik karena pemberitaan yang tajam namun berimbang. Dari balik kesan luar yang kerap disalahartikan, Ilham justru menunjukkan bahwa nilai seseorang tak pernah ditentukan dari gaya rambut atau warna kulit melainkan dari isi kepala dan ketulusan hati.
Dari Jalanan ke Dunia Jurnalistik
Perjalanan Ilham tak selalu mulus. Ia pernah merasakan hidup keras di jalanan, bekerja serabutan, bahkan kerap dicap sebelah mata. Namun justru dari sana, ia tumbuh menjadi pribadi tangguh dan belajar memahami denyut kehidupan masyarakat bawah. Pengalaman itu menjadi modal utama saat ia mulai menulis sebagai citizen journalist di tahun 2017.
“Dulu saya bawa HP jadul, motret dan nulis langsung di warung kopi. Gak ada yang nyangka tulisan saya bisa dimuat,” kenangnya sambil tersenyum.
Kini, meski masih setia dengan gaya hidup sederhana dan penampilan khasnya, Ilham rutin menulis berita-berita yang membela rakyat kecil, menyoroti ketimpangan, dan mengangkat suara-suara yang selama ini luput dari perhatian media arus utama.
Tajam Memberitakan, Santun Menyuarakan
Tak hanya andal menulis, Ilham juga dikenal sopan dalam bersikap. Dalam peliputan, ia lebih memilih mendekati narasumber dengan pendekatan humanis. “Wartawan itu harus punya empati. Bukan cuma mengejar berita, tapi memahami isi cerita,” ujarnya.
Tulisan-tulisannya tentang dugaan korupsi di proyek desa, konflik agraria, hingga kisah inspiratif petani lokal, sering kali mendapat respons luas dari pembaca. Ia pun beberapa kali diundang menghadiri diskusi publik sebagai pembicara, membuktikan bahwa kapabilitas jurnalistiknya diakui lintas kalangan.
Melawan Stigma, Membuktikan Diri
Ilham sadar betul bahwa banyak yang masih menilai orang dari kulit dan rambut. “Saya pernah ditolak masuk acara resmi, dikira preman. Tapi saya tetap senyum, lalu bilang, ‘Saya wartawan, Pak’. Baru mereka minta maaf,” ujarnya santai, tanpa rasa marah.
Baginya, stigma hanyalah tantangan kecil. Ia justru menjadikan semua itu sebagai energi untuk terus menulis, terus berbicara, dan terus membuktikan bahwa identitas sejati seseorang hanya bisa dibaca melalui karya dan perilaku.
Menginspirasi Generasi Muda
Kini, Ilham menjadi sosok yang dikagumi banyak jurnalis muda. Ia kerap berbagi ilmu di komunitas wartawan lokal dan media alternatif, memberi motivasi agar jangan pernah malu menjadi diri sendiri.
“Kalau mau dihargai, jangan minta dikasihani. Tunjukkan bahwa kita layak dihargai karena kerja dan karya kita,” pesannya.
Ilham Gondrong telah membalikkan pandangan banyak orang. Dari yang dulu dianggap remeh, kini ia justru menjadi representasi wartawan jalanan yang merakyat, idealis, dan konsisten dalam perjuangannya menyuarakan kebenaran.
Ilham Tribuneindonesia.com