Bitung, Sulut|TribuneIndonesia.com
Di tengah derasnya arus kesibukan modernisasi, kekuatan ukhuwah tetap menjadi fondasi utama bagi keberlangsungan sebuah organisasi spiritual, Minggu (21/12/25).
Hal inilah yang ditunjukkan secara nyata oleh jajaran pengurus Jamaah Laduna Ilma Indonesia.
Melalui pertemuan silaturahmi yang hangat, para pengurus membuktikan bahwa jarak dan rutinitas bukanlah penghalang untuk tetap menjaga kepaduan visi dalam menjalankan roda organisasi peninggalan sang pendiri.
Momentum kebersamaan ini menghadirkan potret keteladanan dari para pemimpin utama, yakni Imam Haris Wibowo, Imam Ibrahim, serta Imam Umar.
Ketiganya tampil sebagai figur sentral yang memberikan contoh riil bagi seluruh jemaah di seluruh penjuru negeri.
Meski masing-masing memiliki tanggung jawab dan kesibukan yang padat, mereka senantiasa meluangkan waktu untuk duduk bersama, berdiskusi, dan mempererat ikatan emosional sebagai pemimpin yang mengayomi.
Filosofi persaudaraan dalam Jamaah Laduna Ilma dipandang bukan sekadar pertemuan fisik, melainkan sebuah proses penyatuan jiwa.
Hubungan antar-pengurus dan jemaah diinternalisasi layaknya ikatan saudara kandung yang mustahil untuk dipisahkan oleh situasi apa pun.
Prinsip “menjadi satu dengan yang lain” inilah yang membuat struktur organisasi tetap kokoh dan terhindar dari gesekan internal yang kerap melanda lembaga-lembaga besar.
Keharmonisan yang ditunjukkan oleh para Imam ini menjadi oase bagi para pengikutnya.
Di mata jemaah, kesediaan pimpinan untuk saling merangkul di tengah rutinitas harian adalah pesan moral yang kuat.
Hal ini menegaskan bahwa kepemimpinan dalam Laduna Ilma tidak hanya dibangun di atas otoritas, tetapi di atas landasan kasih sayang dan keterbukaan yang menjadi ruh dalam setiap aktivitas keorganisasian.
Hingga saat ini, Jamaah Laduna Ilma Indonesia tetap menunjukkan eksistensinya yang stabil di kancah syiar keagamaan.
Meskipun Sang Pendiri ‘Imam Awal’ telah berpulang ke hadirat Allah SWT, estafet perjuangan tidak pernah padam.
Di bawah bimbingan para Imam saat ini, jamaah terus berkembang dengan berpijak pada warisan nilai-nilai luhur yang telah ditanamkan sejak awal berdirinya lembaga ini.
Eksistensi tersebut tidak lepas dari konsistensi jamaah dalam menjalankan kajian-kajian keilmuan yang mendalam.
Seluruh materi dan diskusi yang berkembang di dalam internal organisasi tetap berpegang teguh pada tuntunan Al-Qur’an dan Hadits.
Integrasi antara dalil naqli dan praktik kehidupan sehari-hari menjadikan kajian Laduna Ilma tetap relevan dan diminati oleh berbagai lapisan masyarakat yang haus akan spiritualitas.
Dengan mengusung motto ,“Hidup Jaya Mati Sempurna”, Jamaah Laduna Ilma Indonesia berkomitmen untuk terus mencetak insan-insan yang tangguh secara mental dan spiritual.
Melalui teladan silaturahmi yang ditunjukkan oleh Imam Haris Wibowo dan rekan-rekan pimpinan lainnya, organisasi ini optimis dapat terus menebar manfaat dan menjaga kemurnian ajaran di tengah dinamika zaman yang terus berubah. (Talia)
















