Medan | TribuneIndonesia.com
Ditengah arus digitalisasi yang mengguncang dunia media, masih ada sosok jurnalis yang tetap setia pada prinsip dan integritas sejak awal menapaki dunia pers. Dodi Rikardo Sembiring, S.Sos, adalah salah satunya. Ia bukan hanya sekadar wartawan, tetapi juga pelaku sejarah yang telah membaktikan lebih dari tiga dekade hidupnya untuk dunia jurnalistik—dimulai dari bangku SMA hingga kini menjadi pemimpin dua media daring lokal di Sumatera Utara.
Perjalanan jurnalistiknya dimulai pada tahun 1989, saat ia masih duduk di kelas 3 SMA. Di usia yang masih sangat muda, Dodi sudah menjadi kontributor lepas untuk media ternama seperti Harian Waspada, Harian Analisa, dan Tabloid Nova. Tulisannya yang berhasil menembus redaksi menjadi bukti bahwa bakat, keberanian, dan ketekunan bisa menembus batas usia.
Usai menyelesaikan pendidikan menengah, Dodi melanjutkan studi ke Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan (STIKP) yang didirikan tokoh pers nasional Hj. Ani Idrus. Ia memilih jurusan Jurnalistik, menyelaraskan antara pengalaman lapangan dan teori akademis yang memperdalam pemahamannya akan etika dan filosofi pers.
Saat kuliah, produktivitasnya tak surut. Ia aktif menulis untuk Majalah Dunia Wanita, Mingguan Taruna Baru, dan berbagai media lainnya. Meski masih mahasiswa, ia sudah menjalani PKL dan menulis skripsi di Harian Sinar Indonesia Baru (SIB), serta tetap memperoleh honor dari tulisannya—satu pencapaian luar biasa bagi seorang mahasiswa kala itu.
Tak hanya aktif sebagai penulis, Dodi juga dikenal sebagai organisatoris ulung. Ia menggagas dan menginisiasi berbagai kegiatan, dari seminar antarprovinsi, menjadi delegasi kampus dalam Seminar Nasional Mahasiswa di Palembang, hingga mencetuskan ajang kreatif seperti Putri Kampus, Gadis Indonesia, dan bahkan Putri Pantai 1997,yang akhirnya tertunda karena kendala teknis meski sudah memiliki lebih dari 100 pendaftar.
Jejak profesionalnya kian mengukuh. Ia pernah menjadi wartawan tetap di Harian Perjuangan, Sinar Medan, dan Harian Sore Garuda. Bahkan, ia sempat menjabat sebagai Wakil Pemimpin Redaksi di Mingguan Medan Ekspos dan Metro Expres, posisi yang menunjukkan kepercayaan dan kapasitas kepemimpinannya di dunia jurnalistik.
Salah satu kenangan paling berkesan adalah ketika ia dipercaya meliput Babak 10 Besar Perserikatan Nasional di Stadion Gelora Utama Senayan, Jakarta. Dodi saat itu menjadi satu-satunya wartawan junior yang tergabung dalam rombongan wartawan Medan yang difasilitasi oleh Wali Kota Bactiar Djafar sebuah pengalaman yang memperkaya wawasannya dan mematangkan langkah profesionalnya.
Kini, lebih dari 30 tahun setelah pertama kali menginjakkan kaki di dunia jurnalistik, Dodi Rikardo Sembiring, S.Sos menjabat sebagai Pemimpin Redaksi sekaligus pemilik Media Seber dan dua media siber lokal lainnya. Ia terus menjaga marwah pers sebagai pilar keempat demokrasi, tetap teguh di tengah gempuran hoaks dan disinformasi yang merajalela di era digital.
Dodi bukan hanya menulis berita ia menuliskan sejarah. Ia bukan hanya menyunting kata-kata tetapi juga menyunting nilai-nilai kebenaran. Kiprahnya menjadi inspirasi bagi generasi muda jurnalis untuk tetap berpijak pada etika, integritas, dan keberanian dalam menyuarakan fakta.
Ilham Tribuneindonesia.com