Bitung, Sulut – Tribuneindonesia.com,
Seluruh pegawai Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bitung mengikuti kegiatan ibadah sesuai keyakinan masing-masing usai apel pagi. Rabu (30/07/25).
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan mental spiritual guna menciptakan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berintegritas, religius, dan bertanggung jawab.
Para pegawai Muslim melaksanakan ibadah Tadzkir di Aula Pendidikan Kemenag Bitung, dihadiri langsung oleh Kepala Kantor H. Yahya W. Pasiak beserta jajaran pimpinan.
Dalam tausiyahnya, Yahya menegaskan bahwa tanggung jawab ASN tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga spiritual.
“Sebagai ASN Kemenag, kita punya kewajiban kepada Tuhan, terutama di tengah tantangan global yang menuntut pengelolaan kehidupan beragama secara bijak,”
tegasnya. pada Senin (28/07).
Sementara itu, pegawai Kristen berkumpul di Ruang Bimas Kristen yang dipimpin Penyuluh Agama Ariandy Katanggung.
Khotbah diambil dari Matius 6:31–33 dengan tema “Jangan Kuatir”. Ariandy mengingatkan agar ASN senantiasa percaya pada pemeliharaan Tuhan dalam menjalankan tugas, tanpa terbebani kecemasan berlebihan.
Di ruang berbeda, ASN Katolik mengikuti ibadah yang dipimpin Kepala Penyelenggara Katolik, Plato Rawung. Kegiatan berlangsung khidmat dengan penekanan pada rasa syukur dan refleksi spiritual.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen Kemenag Bitung dalam menerapkan moderasi beragama. Selain sebagai sarana penyegaran rohani, ibadah bersama juga memperkuat nilai keimanan yang mendasari kinerja profesional ASN.
Kepala Kemenag Bitung menegaskan, pembinaan spiritual adalah fondasi penting dalam membangun karakter ASN yang unggul.
“Ibadah rutin ini bukan sekadar ritual, tapi upaya menjaga keseimbangan antara tanggung jawab duniawi dan ukhrawi,”
ujar Yahya.
Para pegawai menyambut baik kegiatan ini, menyebutnya sebagai momen introspeksi dan penguatan mental.
“Ini pengingat bahwa sebagai ASN, kita harus bekerja ikhlas dan bertanggung jawab,”
tutur salah seorang peserta.
Kemenag Bitung berencana mengintensifkan program serupa dengan variasi kegiatan keagamaan, termasuk dialog antarumat beragama. Langkah ini diharapkan semakin memperkuat harmoni dan kinerja ASN di tengah masyarakat multireligius. (Kiti)