BATANG KUIS I TribuneIndonesia.com–Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Kominfostan) Kabupaten Deli Serdang, Anwar Sadat Siregar, SE, MSi, menjadi pembicara dalam Rapat Kerja II Badan Koordinasi (Badko) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sumatera Utara yang dirangkai dengan Rapat Pimpinan Cabang (Rapimcab) HMI se-Sumatera Utara.
Kegiatan tersebut berlangsung di Wing Hotel Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis, Sabtu (20/12/2025), sekaligus dirangkai dengan peluncuran buku berjudul “Dari HMI Sumut untuk Kemajuan Indonesia: Eksplorasi-Konstruktif Sektor Pangan, Energi, Pemuda dan Sosial-Budaya.”
Dalam pemaparannya, Anwar Sadat menyampaikan apresiasi terhadap terbitnya buku tersebut. Menurutnya, buku ini membuktikan bahwa HMI tidak hanya berperan sebagai organisasi kaderisasi, tetapi juga sebagai ruang intelektual yang melahirkan gagasan strategis bagi kemajuan bangsa.
Pemikiran-pemikiran kritis yang dituangkan dalam buku ini sangat relevan dengan tantangan pembangunan saat ini, khususnya pada sektor pangan, energi, serta peran pemuda,” ujar Anwar Sadat.
Ia menegaskan, Pemerintah Kabupaten Deli Serdang sangat terbuka terhadap masukan dan gagasan dari kalangan mahasiswa serta organisasi kepemudaan. Pemuda dipandang sebagai mitra strategis pemerintah dalam mendorong pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Kami berharap pemuda, khususnya kader HMI, terus mengambil peran aktif sebagai agen perubahan dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan kearifan lokal,” tegasnya.
Buku yang diluncurkan tersebut merupakan antologi pemikiran kader HMI Sumatera Utara yang lahir dari forum Advance Training (Latihan Kader III) Nasional Badko HMI Sumut. Kumpulan tulisan ini merekam kegelisahan intelektual generasi muda sekaligus menawarkan gagasan solutif terhadap berbagai persoalan strategis bangsa.
Melalui pendekatan kritis dan reflektif, buku ini mengulas empat sektor fundamental pembangunan nasional, yakni pangan, energi, kepemudaan, dan sosial-budaya.
Pada sektor pangan, para penulis menyoroti isu ketahanan dan kedaulatan pangan, ketergantungan impor, alih fungsi lahan, regenerasi petani, stunting, hingga peluang digitalisasi pertanian.
Sementara di sektor energi, dibahas transisi dari energi fosil menuju energi terbarukan, dilema ekologis, keadilan energi, serta peran pemuda dalam menghadapi krisis energi dan lingkungan.
Adapun pada dimensi kepemudaan dan sosial-budaya, buku ini merefleksikan peran pemuda sebagai agen perubahan, penguatan pendidikan, pelestarian budaya, serta pentingnya kearifan lokal, termasuk falsafah Dalihan Na Tolu sebagai landasan etika sosial dan ekonomi.
Secara keseluruhan, antologi ini memperlihatkan keterkaitan erat antara nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan realitas sosial yang dihadapi Indonesia saat ini, sekaligus menegaskan posisi HMI sebagai laboratorium gagasan pembangunan bangsa.
Ilham Gondrong















