Pidie|Tribuneindonesia.com
Sigli-Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pidie terus berupaya meningkatkan kesejahteraan petani garam yang selama ini masih hidup di bawah garis kemiskinan, dengan pendapatan rata-rata kurang dari Rp.2 Juta per bulan.Selasa,9/9/25.
Salah seorang petani garam tradisional asal Kecamatan Kota Sigli, Aidil Cebrek, mengungkapkan bahwa rendahnya pendapatan petani disebabkan oleh keterbatasan sarana produksi serta harga garam yang tidak stabil.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Kelautan DKP Pidie, Muhammad Adi Rizka, S.STP, menjelaskan bahwa pihaknya telah menyalurkan sejumlah bantuan, baik berupa sarana maupun prasarana pendukung. “Kami berupaya membantu petani garam melalui pembangunan akses jalan agar transportasi hasil produksi lebih lancar. Selain itu, kami juga menggandeng donatur untuk penyediaan gudang penampungan garam rakyat sehingga harga dapat lebih stabil,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa bantuan kepada petani garam dilakukan secara bergilir berdasarkan kelompok tani yang ada di berbagai wilayah, termasuk Cebrek, Sukon, dan SP Tiga. Dengan adanya dukungan ini, DKP menargetkan pendapatan petani garam di Kabupaten Pidie bisa meningkat hingga Rp.4–5 juta per bulan.
Pihak DKP Pidie juga menyadari bahwa kebutuhan petani garam, khususnya di kawasan Cebrek, Sukon Batee, Ie Leubeu, dan Pasi Lhok, tidak hanya sebatas jalan produksi dan gudang penampungan, melainkan juga sarana dan alat produksi yang lebih modern. Namun, untuk mewujudkan hal tersebut, pihaknya perlu mengajukan permohonan ke DKP Pusat.
Kami berharap dengan adanya dukungan dari pemerintah pusat, harga garam dapat sesuai dengan harga pasar sehingga petani garam memperoleh keuntungan yang layak dan kehidupan mereka menjadi lebih sejahtera,” tambah nya.(MJ)