Bireuen/Tribuneindonesia.com
Bencana banjir dan longsor yang terjadi pada 26–27 November 2025 telah membawa kerusakan besar pada pemukiman penduduk, termasuk pada fasilitas sekolah yang telah mengganggu akses pendidikan, serta berdampak langsung pada kondisi psikologis dan kesejahteraan murid, kepala sekolah, guru, tenaga pendidik, maupun orangtua wali murid.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, melaporkan bahwa ada 3.274 sekolah yang rusak akibat diterjang banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Mu’ti mengatakan, data tersebut didapat dari hasil rapat koordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota per Minggu (14/12/2025), pukul 17.00 Wib.
“Sekolah yang terdampak terdiri dari 767 PAUD, SD 1.343, SMP 621, SMA 268, SMK 136, PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) ada 23, Sekolah Luar Biasa 30, dan Lembaga Kursus dan Pelatihan 86. Total yang terdampak 3.274,” kata Mu’ti dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (15/12/2025).
“Kami belum mampu memetakan seluruh satuan pendidikan tingkat kerusakannya karena masih dalam progres dan masih dalam pendataan, Bapak Presiden. Mu’ti juga menyampaikan bahwa jumlah kelas yang rusak keseluruhan ada 6.431, sedangkan 3.489 lainnya rusak pada beberapa bagian.
Sementara itu Zulfadli S.Pdi Kepala SMAN 1 Samalanga, kepada media ini mengatakan, SMAN 1 Samalanga yang beralamat Jalan Mesjid Besar Samalanga, Gampong Keude Aceh, keberadaannya dibantaran sungai keude, Samalanga turut diluluh lantakkan oleh banjir bandang pada 27 November, dengan seluruh ruangan dipenuhi material lumpur tebal. “Alhamdulillah, bangunan kami tidak roboh, tetapi kondisi sekolah sangat memprihatinkan.
Bencana banjir dan longsor yang terjadi pada waktu itu telah membawa kerusakan besar pada sekolah, akan tetapi juga berdampak langsung kepada siswa dan siswi yang menjadi korban banjir, ada 423 siswa dan siswi yang hilang seragam sekolah yang di gerus oleh banjir bandang, yang saat ini belum ada solusi jalan keluarnya, ” Jelanya.
Saya masih trauma begitu mendalam di akibat banjir ini karena saya sendiri juga korban banjir, rumah saya tidak jauh dari sungai Bate Ie Liek, setelah saya menyelamatkan keluarga, pada malam kamis itu, saya bersama penjaga sekolah dibantu oleh satpam ikut menyelamatkan beberapa peralatan penting termasuk dokumen ketempat yang lebih tinggi, namun naas keesokan harinya ternyata semua ikut juga terendam.
Pada sisi lain, sekolah ini ada 19 ruang kelas semua terendam banjir, 576 kursi dan meja ikut digenangi lumpur tebal setinggi 30–60 cm. Kebanyakan kursi dan meja siswa kita adalah kursi dengan bahan kayu olahan atau kayu komposit dipastikan tidak bisa digunakan lagi .
Sementara pada ruang kepala sekolah, tata usaha, semua dokumen penting, termasuk berkas dan laporan seluruhnya terendam air dan lumpur tebal.
Di ruang multimedia, ada 45 unit Komputer, tidak bisa digunakan lagi, termasuk beberapa instalasi penting lainya. Untuk ruang guru, dan ruang perpustakaan yang juga ikut terendam lumpur, ada sekitar 7000 sampai dengan 8000 Eksemplar buku dari berbagai penerbit.
Yang lebih miris lagi adalah Buku khusus pendukung pembelajaran siswa/siswi dan buku Buku Panduan Guru (BPG), Buku Kerja Guru (BKG), Buku Pengayaan, Buku Teks Pendamping, atau Buku Referensi, yang semuanya berfungsi sebagai pegangan, panduan perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi pembelajaran untuk memperkaya materi dan mempermudah tugas mengajar. Yang saat ini kondisinya sudah tidak bisa digunakan lagi, termasuk beberapa perabotan di dalamnya.
Atas semua kerusakan yang kita alami dari akibat banjir bandang yang melanda Aceh, pihaknya telah membuat laporan tertulis kepada Dinas Pendidikan Aceh dan tembusan ke Mendikdasmen, ” ujar Zulfadli.
Upaya yang sudah dilakukan oleh pihak sekolah dan termasuk semua komponen sekolah dari stik holder yang ada. Melakukan Pembersihan dan pengerukan sedimen lumpur dengan menyewa satu unit alat berat wheeled excavator, untuk mengeruk sedimen lumpur padat pada halaman sekolah dan seluruh pekarangan sekolah.
Termasuk pembersihan semua ruang kelas, dan pusat perkantoran sekolah juga sudah dilakukan, dengan melibatkan guru dan beberapa orang luar termasuk wali murid juga ikut membantu melakukan pembersihan dengan bersama sama bergotong royong bahu membahu dalam membersihkan ruang kelas agar bisa di gunakan lagi di semester genab.
Sementara itu dapat saya informasikan kepada seluruh siswa/ siswa berserta wali murid. Ujian semester ganji untuk tahun ajaran 2025-2026, tidak bisa dilaksanakan dan disesuaikan berdasarkan Intruksi Plt Kepala Dinas Pendidikan Aceh Murthalamuddin, S.Pd., MSP. Sembari menunggu Intruksi selanjutnya dari pihak pemerintah, “tutupnya
Di lokasi SMAN 1 Samalangan korespoden media ini melaporkan kondisi semua ruang kelas dan pusat perkantoran dan termasuk perkarangan sekolah sudah dibersihkan dari sedimen lumpur dari banjir bandang, namun dari amatan media ini yang melihat kondisi hari ini disekolah tersebut yang mana semua fasilitas yang rusak parah, termasuk bangku dan meja belajar siswa dan siswi.
“Bagaimana nanti nasib para siswa dan siswi di saat masuk sekolah pada awal tahun semester genap dipastikan para siswa/ siswi akan belajar dilantai”, tanpa ada bangku,kursi dan meja termasuk buku pendukung pada proses belajar mengajar, dan yang lebih dramatis lagi info yang berhasil dihimpun dari wali murid, hampir seluruh siswa/siswi dari kelas 10 sampai 12 sudah tidak memiliki seragam sekolah lagi hanyut dibawa arus banjir.
Melalui tulisan ini saya dari media ini menghimbau dan berharap kepada seluruh para Alumni SMAN 1 Samalanga, dimanapun berada mau berbagi dan meringankan beban walimurid, yang merupakan korban dari imbas banjir bandang ini dengan menyumbang seragam sekolah langsung kepada masing siswa,tidak melalui pihak sekolah dan komite akan tetapi langsung kepada siswa/ siswi untuk data jumlah siswa ada bisa diperoleh pada pihak sekolah. ( Samsul basri )

















