Jakarta – TribuneIndonesia.com,
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menegaskan bahwa harga gabah yang dibeli dari petani tidak boleh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500. Hal ini menindaklanjuti keputusan Presiden Prabowo Subianto untuk menyerap semua hasil produksi gabah dan jagung dari petan. Rabu (15/01/25).
Menurut Zulhas, jika harga gabah di pasar di bawah HPP, maka Bulog akan membelinya langsung dari petani sebesar Rp6.500. Kerja sama dengan pabrik-pabrik padi di seluruh Indonesia juga akan dilakukan untuk membeli gabah dengan harga yang sama, kemudian Bulog akan membelinya dengan harga Rp12.000 lebih sedikit ditambah ongkos
Hal tersebut disampaikan Zulhas pada acara Peringatan Hari Desa yang berlangsung di Lapangan Sepak Bola Cerelek di Desa Cisaat, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Selasa (14/1). Ketum PAN ini mengatakan Langkah tersebut dilakukan untuk mensejahterakan petani, serta menjaga gabah agar tidak anjlok saat masa panen tiba.
“Karena pemerintah sudah memutuskan gabah harus dibeli 6.500 ini pekerjaan besar karena panen raya,” tuturnya.
Zulhas menambahkan : “Oleh karena itu pak bupati, kepala desa, dan pendamping desa kita kawal bareng-bareng harus dibeli Rp6.500,” ungkapnya. Lebih lanjut, Zulhas menjelaskan musim panen padi tahun ini ditargetkan mencapai 32 juta ton.
Sementara itu untuk jagung zulhas mengatakan Bulog bakal membeli senilai Rp 5.500 sesuai dengan Harga Acuan Pembelian (HAP). Untuk itu, Zulhas meminta agar setiap daerah menyiapkan gudang-gudang agar hasil panen dari desa bisa disimpan.
“Kalau pasar tidak menyerap maka akan Bulog beli Rp 5.500. Tolong Pak Gubernur dan Bupati kalua ada gudang-gudang nganggur kita pake semua karena stoknya bakal banyak,” tutupnya.
Diketahui, Pemerintah telah menaikkan HPP gabah dari Rp.6.000 menjadi Rp.6.500 dan Harga Acuan Pembelian (HAP) jagung dari Rp.5.000 menjadi Rp.5.500. Keputusan ini diambil untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan mencapai swasembada pangan.
Dengan kebijakan ini, pemerintah optimistis bahwa produksi beras nasional akan meningkat signifikan. Pada Januari 2025, produksi beras diperkirakan mencapai 1,3 juta ton, dan pada Februari 2025 mencapai 2,08 juta ton. Hal ini akan membuat Indonesia menghentikan impor beras di tahun 2025.
Turut hadir dalam acara tersebut, Kepala Kantor Staf Kepresidenan AM Putranto, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Abdul Kadir Karding, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, Menteri Perdagangan Budi Santoso. juga Utusan Khusus Presiden Bidang Pemuda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad, Wamendagri Ribka Haluk, Menteri Sosial Agus Jabo, Anggota DPR RI Desy Ratnasari, Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Kepolisian RI Komjen Pol Fadil Imran, Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin, serta tamu undangan lainnya. (Talia)