Menakar Arah Politik Aceh: Mualem Menguat, PKS Butuh Nafas Baru

- Editor

Sabtu, 12 Juli 2025 - 12:53

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Dr. Muhammad Alkaf / Pengamat Politik dan Sosial

TribuneIndonesia.com

Sejak penandatanganan MoU Helsinki, konstelasi politik Aceh terus bergerak dinamis. Kini, pusat gravitasi politik Aceh tampak berporos pada sosok Muzakkir Manaf atau akrab disapa Mualem. Popularitas Mualem melonjak seiring keberhasilannya dalam menyelesaikan sengketa empat pulau yang selama ini menjadi polemik. Keberhasilan ini bukan hanya simbol prestasi politik, tetapi juga menjadi indikator arah baru kekuasaan di Aceh yang tak bisa diabaikan oleh siapa pun, termasuk partai-partai politik yang masih berharap eksis dalam peta kekuasaan lokal.

Kebangkitan Partai Aceh dan Kuatnya Posisi Mualem

Partai Aceh kembali menjadi kekuatan dominan dalam Pemilu Legislatif terakhir. Kemampuan partai ini menata infrastruktur politik hingga ke akar rumput semakin kokoh, terlebih dengan duduknya Mualem sebagai Gubernur Aceh. Ini menjadikannya bukan hanya sebagai simbol perjuangan, tetapi juga figur sentral yang mengendalikan arah politik dan budaya lokal. Kekuatan personal dan politiknya kini jauh melampaui saat ia hanya menjabat Ketua Partai Aceh atau Ketua KPA.

Koneksi personal Mualem dengan Presiden Prabowo Subianto juga menjadi faktor signifikan dalam mengakselerasi penyelesaian konflik empat pulau. Prabowo bahkan menyebut hubungan keduanya sebagai bagian dari sejarah besar yang dipuji di forum-forum dunia, termasuk di hadapan Presiden Rusia Vladimir Putin. Ini mempertegas bahwa Aceh tak lagi hanya memainkan peran lokal, tetapi menjadi bagian dari diplomasi nasional yang strategis.

PKS Aceh: Bertahan, Tapi Terancam Stagnan

Dalam lanskap politik yang berubah ini, PKS (Partai Keadilan Sejahtera) yang lahir dari akar ideologis Partai Keadilan, tampak masih mampu bertahan. Perlahan partai ini bertransformasi dan beradaptasi dengan kultur lokal. Hal ini tercermin dari peningkatan suara dan kursi legislatif di sejumlah kabupaten/kota.

Baca Juga:  Opini: BKN Jangan Hanya Fokus Atur Kenaikan Pangkat, Tapi Juga Kepangkatan Dalam Jabatan

Namun demikian, di level provinsi, PKS mulai menunjukkan gejala stagnasi. Ketidakpuasan internal terhadap kepemimpinan partai mulai mencuat. Riak-riak ini bukan hanya ekspresi ketidakcocokan, melainkan sinyal kegagalan elite partai dalam membaca arah angin politik Aceh yang baru, yang kini cenderung populistik, etno-religius, dan karismatik.

Saatnya Regenerasi: Nasir Djamil sebagai Harapan Baru

Demi menjaga eksistensi dan relevansi PKS di tengah arus perubahan, diperlukan evaluasi menyeluruh, terutama pada kepemimpinan provinsi. Perubahan ini bukan sekadar administratif, tetapi harus bersifat strategis dan radikal, menghadirkan sosok yang mampu membaca dinamika politik Aceh secara tepat dan responsif.

Kriteria figur yang dibutuhkan antara lain:

1. Berpengalaman dalam dinamika politik Aceh pasca-reformasi;

2. Memiliki kapasitas intelektual dan pemahaman kultural tentang Aceh;

3. Diakui secara nasional dan memiliki jaringan kuat;

4. Tangguh dan piawai menghadapi kerasnya gelombang politik lokal.

Sosok yang mampu menjawab kebutuhan ini adalah Nasir Djamil. Sebagai politisi senior PKS yang telah lama malang melintang di panggung nasional dan daerah, Nasir bukan hanya simbol pengalaman, tetapi juga representasi harapan baru bagi PKS dan masyarakat Aceh secara luas. Ia dinilai mampu membangun jembatan antara kepentingan lokal Aceh dan agenda nasional dalam kerangka NKRI.

Di tengah meningkatnya populisme lokal dan ketegangan antara identitas etnik, agama, serta kepentingan nasional, PKS membutuhkan figur kuat untuk bertahan dan berkembang. Jika tidak segera berbenah, partai ini berisiko terpinggirkan oleh dinamika politik Aceh yang kian kompleks dan berorientasi pada figur ketokohan.

Berita Terkait

“Cinta dan Lahan Kaki Lima Duel Epik di Pelataran Cafe Agam”
Ketika Hati, Pikiran, dan Perbuatan Tak Sejalan (Refleksi Untuk Wakil Rakyat)
Aksi Ujuk Rasa Sejumlah Elemen Masyarakat, Disambut Hangat Ketua DPRD Lamsel Bersama Bupati, Kapolres dan Dandim 0421
Viral Ojol Makan Siang di Istana, Sepatu Mewah Jadi Sorotan Publik
Muskab VI IPSI Lampung Selatan 2025: Bupati Egi Dukung IPSI Jadi Garda Pelestarian Budaya dan Prestasi
Sekilas Antara Reformasi 1998 dan Demonstrasi Saat Ini: Perbedaan Konteks, Pemicu, dan Dinamika
AWPI Serukan Perdamaian dan Kecam Provokasi di Tengah Ketegangan Nasional
Rapat Penetapan Pengurus GBNN Aceh Tenggara Tahap II Resmi Digelar
Berita ini 199 kali dibaca
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Berita Terkait

Rabu, 3 September 2025 - 16:10

Massa HMI Kepung DPRD Medan, Wong Chun Sen Absen, Tiga Wakil Ketua Turun Meredam

Rabu, 3 September 2025 - 14:22

RSU Mitra Guray Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Kotarih, Warga Antusias

Rabu, 3 September 2025 - 03:36

Ketua DPRA Zulfadli Tuai Kontroversi, Usul Pemisahan Aceh dari Pusat

Rabu, 3 September 2025 - 02:39

Prabowo Sepakat Cabut Tunjangan Jumbo DPR, Gelombang Demo Tak Terbendung

Selasa, 2 September 2025 - 13:45

Sinergi Jurnalis, TNI, dan Pemerintah Desa Sukses Gelar Pasar Murah di Sugiharjo

Selasa, 2 September 2025 - 13:43

Tiga Kandidat Berebut Kursi Keuchik Pulo Ara Geudong Teungoh, Generasi Muda Jadi Harapan Baru

Selasa, 2 September 2025 - 08:52

Yonif TP.852/ABY Hadirkan Beras Murah, Warga Sugiharjo Antusias Sambut Program

Selasa, 2 September 2025 - 08:18

Arief Martha Rahadyan, B.Sc., M.Sc.,: Selamat & Sukses atas Hari Lahir Kejaksaan Republik Indonesia ke-80

Berita Terbaru

oplus_0

Feature dan Opini

“Cinta dan Lahan Kaki Lima Duel Epik di Pelataran Cafe Agam”

Rabu, 3 Sep 2025 - 15:49

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x