Medan | Tribuneindonesia.com
Keteguhan, ketulusan, dan semangat juang seolah menyatu dalam sosok Dra. Yetti Defrina. Perempuan berdarah Aceh ini tak hanya dikenal di lingkaran organisasi kemasyarakatan, tetapi juga menjadi figur sentral dalam berbagai gerakan sosial di Sumatera Utara.
Dengan mengusung moto hidup “Sebelum Berhasil, Pantang Menyerah”, Yetti tampil sebagai penggerak perubahan yang tak kenal lelah menyuarakan nilai-nilai keadilan, kemanusiaan, dan pemberdayaan perempuan. Dalam setiap gerakan, ia hadir bukan sekadar menjadi simbol, tetapi sebagai pelaku aktif perubahan yang nyata.
Kiprah Yetti tak lepas dari latar belakang pendidikannya yang kuat, serta dedikasi tinggi pada isu sosial. Ia dikenal luas di kalangan aktivis, tokoh perempuan, dan insan pers sebagai sosok yang konsisten, progresif, dan berani bersuara.
> “Kerja nyata dan kolaborasi adalah kunci. Tidak cukup hanya bicara, kita harus bergerak,” ujarnya tegas saat ditemui Kamis, 15 Mei 2025, di sela kegiatan sosial di Medan.
Yetti juga aktif hadir dalam berbagai forum publik, menyampaikan gagasan strategis mengenai isu-isu pendidikan, perlindungan perempuan dan anak, serta pentingnya partisipasi perempuan dalam pembangunan.
Rekan-rekannya di berbagai organisasi memujinya sebagai pemimpin yang tegas namun rendah hati, hangat namun berprinsip kokoh. Ia bukan hanya tampil di depan sebagai ketua, tapi juga turun langsung ke masyarakat, menyentuh persoalan di akar rumput.
Di tengah tantangan sosial yang semakin kompleks, Yetti terus menegaskan komitmennya untuk berdiri bersama rakyat kecil. Baginya, perjuangan bukan soal jabatan, tetapi soal tanggung jawab moral terhadap masyarakat dan masa depan bangsa.
Yetti Defrina adalah bukti bahwa perempuan bisa menjadi garda terdepan dalam perubahan. Dengan keteguhan hati dan prinsip yang tak goyah, ia terus melangkah—meski pelan, tapi pasti—demi masa depan yang lebih adil dan setara.(***)