Aceh Utara | TribuneIndonesia.com
Sejumlah warga di sekitar areal PT PTPN IV Regional Cot Girek, Kabupaten Aceh Utara, melancarkan protes keras terhadap perusahaan pelat merah tersebut. Mereka menilai manajemen bersikap arogan setelah menghentikan dan memeriksa hasil panen sawit warga yang melintas di pos penjagaan perusahaan, Rabu (6/8).
Ketua PENA PUJAKESUMA, Purn TNI Zulsyafri, didampingi Sekretaris M. Yusriaman, menyebut tindakan itu bukan hanya mengganggu, tetapi juga mengandung tuduhan terselubung bahwa warga adalah pencuri. “Perlakuan ini melecehkan masyarakat. Secara tidak langsung warga dicurigai maling,” tegasnya.
Tokoh masyarakat, Duwijo alias Pak Wi, mengatakan pemeriksaan Tandan Buah Segar (TBS) dilakukan tanpa alasan jelas, padahal hasil panen berasal dari kebun pribadi. “Ini jalan Pemda, bukan milik perusahaan. Atas dasar apa mereka menghentikan dan memeriksa hasil panen warga?” ujarnya.
Rabu siang, perwakilan warga mendatangi kantor PTPN untuk meminta penjelasan resmi. Mereka diterima oleh Asisten Personalia Umum (APU) Syahrial dan Komandan Peleton Satpam. Namun, jawaban perusahaan dinilai mengelak. “Kami tidak pernah memerintahkan untuk memeriksa dan menyetop angkutan barang warga. Ini hanya salah persepsi. Kami hanya minta monitoring,” kata Syahrial.
Warga tidak puas dan meminta pertemuan langsung dengan manajer perusahaan. Setelah bernegosiasi, disepakati pertemuan lanjutan pada Jumat (8/8).
Insiden ini bermula Senin (3/8) ketika beberapa warga Dusun Pucuk Rintis, Desa Kampung Tempel, mengangkut sawit dengan truk Colt Diesel. Saat melintas di Pos Buket Selamat, mereka dicegat tiga petugas Satpam PTPN, lalu diinterogasi terkait asal-usul dan jumlah TBS.
Warga menegaskan akan terus menuntut penghentian praktik pemeriksaan yang dianggap sewenang-wenang dan tidak sah tersebut. Mereka juga meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kasus ini. (#)