Penulis:Ilham Gondrong
Batang Kuis | TribuneIndonesia.com
Di tengah geliat pembangunan dan arus modernisasi yang kian cepat, Desa Bintang Meriah di Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, tetap berdiri kokoh sebagai penjaga nilai-nilai sejarah, budaya, dan kearifan lokal. Desa ini bukan sekadar wilayah administratif, tetapi juga saksi bisu perjalanan peradaban masyarakat yang memadukan tradisi, kebersamaan, dan inovasi menuju masa depan yang gemilang.

Dari Kampung Raja ke Bintang Meriah Sebuah Sejarah yang Hidup
Menurut penuturan tokoh masyarakat setempat, Pak Suberin, Bintang Meriah dulunya merupakan bagian dari sebuah desa besar bernama Kampung Raja. Seiring pertambahan jumlah penduduk dan kebutuhan pelayanan yang merata, wilayah ini dimekarkan menjadi tiga desa, Bintang Meriah, Bakaran Batu, dan Batang Kuis. Proses pemekaran ini terjadi sekitar tahun 1950, menjadi tonggak awal berdirinya Desa Bintang Meriah secara administratif.
Nama “Bintang Meriah” sendiri mengandung filosofi dan sejarah yang dalam. Wilayah ini dikenal sebagai pusat kegiatan seni dan budaya masyarakat lokal di masa lampau. Dari pertunjukan jaran kepang, angguk, orkes tradisional hingga ketoprak dor, semua menjadi bagian dari denyut nadi kehidupan sosial masyarakatnya. Seni pertunjukan kala itu bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarana memperkuat jalinan sosial dan nilai gotong royong.
Kearifan Lokal yang Tetap Menyala di Tengah Arus Zaman
Di era digital dan global seperti saat ini, masyarakat Bintang Meriah masih setia menjaga kearifan lokal yang diwariskan leluhur. Tradisi gotong royong, musyawarah desa, dan pelestarian adat istiadat masih menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Setiap kali ada kegiatan sosial atau pembangunan fisik, warga turun tangan bersama tanpa pamrih. Semangat ini tidak hanya memperkuat ikatan sosial, tetapi juga menjadi modal utama dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.
Selain itu, aktivitas keagamaan, pendidikan, dan lingkungan hidup terus berkembang. Remaja masjid, kelompok pengajian, dan karang taruna aktif menginisiasi berbagai kegiatan positif—dari bakti sosial, kampanye lingkungan, hingga pemberdayaan remaja. Semua bersatu membentuk masyarakat yang harmonis, aman, dan religius.
Lele Asap Bintang Meriah Dari Tradisi ke Inovasi Ekonomi
Sektor ekonomi Desa Bintang Meriah kini menggeliat dengan munculnya berbagai unit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Salah satu produk unggulan yang mencuri perhatian adalah lele asap.
Produk olahan ini dihasilkan melalui proses pengasapan tradisional yang mempertahankan cita rasa khas dan kelezatan alami. Berkat dedikasi pelaku usaha lokal, lele asap Bintang Meriah telah menembus pasar luar kota bahkan merintis langkah ke pasar ekspor skala kecil.
Keberhasilan ini membuktikan bahwa masyarakat desa mampu menciptakan peluang ekonomi yang berkelanjutan, tanpa harus meninggalkan kampung halaman. Lele asap kini menjadi simbol kemandirian ekonomi dan ikon kuliner desa yang membanggakan.
Pemerintahan Desa yang Berpihak pada Rakyat
Di bawah kepemimpinan Kepala Desa H. Kasiman, Desa Bintang Meriah terus menapaki jalur pembangunan berkelanjutan dengan prinsip partisipasi masyarakat. Dalam wawancaranya bersama TribuneIndonesia.com, Jumat 4 Juli 2025, H. Kasiman menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah desa dan seluruh elemen warga.
“Kemajuan desa tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah. Diperlukan sinergi dan keterlibatan aktif masyarakat untuk menjadikan Bintang Meriah lebih baik,” ujar H. Kasiman.
Sejumlah program prioritas yang sedang dijalankan antara lain.
Perbaikan infrastruktur: pembangunan dan perawatan jalan, drainase, serta fasilitas umum.
Peningkatan kualitas pendidikan. dukungan bagi sekolah-sekolah dan program literasi anak.
Peningkatan layanan kesehatan: melalui posyandu aktif, penyuluhan gizi, dan kerja sama dengan Puskesmas Batang Kuis.
Semua ini menjadi bagian dari visi menjadikan Bintang Meriah sebagai desa yang maju, mandiri, dan sejahtera.
Destinasi Wisata Budaya dan Sejarah yang Menanti Dijelajahi
Letak Desa Bintang Meriah yang tidak jauh dari Bandara Internasional Kualanamu menjadikannya memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata budaya dan sejarah. Warisan seni tradisional, cerita sejarah Kampung Raja, serta suasana desa yang asri bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun internasional.
Dengan pengelolaan yang profesional dan berbasis partisipasi masyarakat, Desa Bintang Meriah bisa dikembangkan sebagai model wisata budaya berbasis komunitas (community-based tourism) di Deli Serdang.
Generasi Muda, Penjaga Warisan dan Pembawa Harapan
Di tangan generasi mudalah masa depan Desa Bintang Meriah dipertaruhkan. Pemerintah desa terus mendorong pemuda untuk terlibat dalam pembangunan melalui pelatihan wirausaha, literasi digital, dan pelestarian budaya.
Dengan dukungan yang tepat, anak-anak muda Bintang Meriah dapat menjadi agen perubahan yang mampu menggabungkan nilai-nilai lokal dengan semangat inovatif demi kemajuan desa.
Menatap Masa Depan dengan Optimisme
Desa Bintang Meriah adalah cerminan bagaimana perpaduan sejarah, budaya, dan semangat kebersamaan menjadi fondasi kokoh untuk membangun masa depan. Di tengah derasnya arus globalisasi, desa ini tetap menjaga jati diri sambil terus bergerak maju.
Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, tokoh adat, dan pemuda, Desa Bintang Meriah diyakini akan terus bersinar bukan hanya dalam nama, tetapi juga dalam pencapaian dan kontribusinya bagi Kabupaten Deli Serdang.
Ilham TribuneIndonesia.com














