
Sidoarjo – Dibalik unjukrasa para pegawai di bawah naungan Serikat Pekerja (SP) PLN Nusantara Power Services (NPS), satu persatu isu negatif terkait sang Dirut Jakfar Sadiq mulai terbongkar.
Diantaranya adalah terkait sosok pria yang mulai menjabat sejak Januari 2024 itu yang disebut-sebut begitu arogan dan sombong. Bahkan informasi yang beredar di kalangan pegawai, ia seolah memposisikan dirinya bak seorang raja.
“Kalau dikantor pak jakfar sombong banget. Gak mau kalah dan gak mau mendengarkan bawahannya. Karakternya bossy minta pelayanan seperti raja dia itu,” celoteh seorang pegawai yang kesal menuangkan uneg-unegnya kepada wartawan, Selasa (30/12/2025).
Meski lagi-lagi sumber minta identitasnya dirahasiakan, tapi mereka menyelipkan harapan agar si Dirut tersebut bisa segera diganti.
“Harapan temen-teman semua agar ada refreshment Dirut di PLN NPS dengan Dir Pro-nya juga perlu di refresh ini, sudah lama plt harusnya pergantian. Dirpro nya itu pak Lavi Rumandioko, dirut ini dah 2 tahun menjabat, otoriter banget. Semoga desember ini ada refreshment jajaran Direksi PLN NPS,” ucapnya.
“Intinya, selama hampir 25 tahun NPS berdiri, inilah Dirut paling arogan,” kata sumber itu lagi.
Terkait hal ini, setelah sebelumnya tidak merespons, Dirut PLN NPS Jakfar Sadiq akhirnya membalas konfirmasi yang disampaikan melalui pesan singkat WhatsApp.
“Bapak. Adanya permasalahan hubungan industrial di perusahaan adalah sesuatu yang biasa dan banyak terjadi. Demikian juga di perusahaan kami, ada diskusi rutin antara manajemen dan Serikat pekerja, dan saat ini sedang ada proses evaluasi bersama antara Serikat pekerja dengan manajemen terkait kondisi yang memang masih dalam proses evaluasi dan belum selesai,” terangnya, Selasa (30/12/2025).
“Terkait adanya demo, itu adalah bentuk dukungan manajemen terhadap Serikat pekerja, kami mempersilakan mereka demo. Silakan Bapak klasifikasi kepada Serikat pekerja, kami dengan tegas mendukung Serikat Pekerja yang menyampaikan akan menyampaikan aksi damai ini. Kami tidak akan membungkam aspirasi dari Serikat pekerja. Mohon doanya, semoga segera ada kesepahaman antara manajemen dan Serikat pekerja, yang jelas, komunikasi terbuka antara kami dan Serikat Pekerja adalah kunci penyelesaian kondisi kita bersama ini,” kilah Jakfar.
Namun ketika disinggung soal isu arogansi dan sosoknya yang diduga selalu meminta pelayanan seperti raja serta adanya dugaan pelarangan aksi itu tidak boleh menyebar ke media, Jakfar seperti terusik dan emosinya mendadak meledak.
“Terkait ini. Anda menuduh saya meminta pelayanan seperti raja. Dan ini Anda menuduh saya terkait media. Ini bukan konfirmasi Tapi FITNAH dari anda. Tolong jangan memperkeruh suasana, karena ini adalah Fitnah dari Bapak.
Bila Bapak punya evidence, silakan sampaikan ke Serikat pekerja agar menjadi evaluasi saya. Fitnah itu dosa Bapak. Mohon bapak introspeksi diri,” cerocosnya tanpa mempedulikan penjelasan bahwa ada kata praduga yang menyertai pertanyaan di dalam konfirmasi.
Dengan kalimat panjang, Jakfar juga mengirim narasi keberatan “Narasi yang menyebutkan gaya kepemimpinan saya “arogan” adalah penilaian subjektif yang tidak berdasar pada fakta di lapangan. Selama ini, kami selalu mengedepankan prinsip transparansi dan keterbukaan dalam menjalankan tugas. Dan kami menyayangkan adanya pertanyaan atau narasi yang bersifat tendensius dan menghakimi tanpa adanya verifikasi atau check and re-check yang berimbang. Hal ini berpotensi menggiring opini publik yang negatif dan merugikan nama baik secara pribadi maupun institusi”.
Sedangkan Ketua SP PLN NPS Abi Kuswo cenderung menutup informasi pasti terkait aksi yang mereka inisiasi tersebut. Namun yang bersangkutan ngotot meminta id card wartawan yang konfirmasi ke dirinya, seolah bingung aksi itu bisa tercium ke eksternal.

“Iya, aksi damai kami adalah aksi internal dan kami dari SP sdh menghimbau untuk tdk menyebar luaskan ke eksternal hanya internal kalangan kami,” sebutnya melalui pesan singkat WhatsApp, Selasa malam (30/12/2025).
Seperti diketahui, Kantor Pusat PLN Nusantara Power Services (NPS) di Jalan Raya Bandara Juanda, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi sasaran aksi pegawainya sendiri, Senin (29/12/2025).
Menurut informasi, aksi yang diinisiasi Serikat Pekerja (SP) perusahaan cucu PT PLN (Persero) ini, terkait hak pegawai berupa bonus tahunan persisnya bonus kinerja tahun 2024, yang dibayar pada November 2025 lalu, dibayar tidak sebagaimana mestinya sesuai dengan pencapaian keuntungan perusahaan.
Meski aksi ini berlangsung damai, namun jejak adanya permasalahan krusial di dalam perusahaan tampak jelas. Apalagi sejumlah papan bunga dan spanduk berisi protes tampak terpajang di halaman perusahaan.
Pantauan di lapangan, tampak pegawai membentangkan spanduk bertuliskan “Piala Prestasi Berkilau Terang, Angka Laba Melesat Tinggi, Kerja Terbaik Sudah Kami Berikan, Saatnya Perhatikan Kesejahteraan Kami!!”.
Selain itu, di sejumlah papan bunga dengan pengirim SP PLN NP Services, tertulis pantun berisi protes antara lain “Pergi Ke Kantor Membawa Harapan, Pulang Malam Tubuh Kelelahan, Laba Naik Jadi Kebanggaan, Pendapatan Turun Jadi Pengorbanan”.













