
Takengon | Tokoh masyarakat Gayo Bardan Sahidi menilai kunjungan Presiden Prabowo Subianto bersama sejumlah menteri yang berkunjung ke kabupaten Aceh Tengah pekan lalu, belum menyelesaikan derita warga di Dataran Tinggi Tanah Gayo, yang diakibat bencana banjir dan tanah longsor.
“Warga Gayo masih terisolasi dan terancam kelaparan karena akses jalan dan jembatan yang rusak,” Ucap Bardan Sahidi, Senin (15/12/2025)
Ia menceritakan saat ini Warga Gayo membutuhkan bantuan darurat, seperti makanan, air, dan obat-obatan. Mereka juga berharap agar akses jalan dan jembatan dapat diperbaiki secepatnya agar mereka dapat kembali beraktivitas normal.
Bardan juga menegaskan seharusnya setelah tiga pekan bencana banjir yang disertai longsor itu menjadi momentum yang baik setelah Presiden Prabowo dan sejumlah dan menteri berkunjung ke Bener Meriah dan Aceh Tengah.
“Kunjungan Kepala Negara yang disambut gegap gempita masyarakat, bukan sekedar selfi, tapi momentum untuk memulai tahap rehab dan rekon, kalau tidak Aceh Tengah ini akan terkurung. Ini penting kami sampaikan. Satu nyawa itu sangat berarti bagi kami,” Tegasnya
Tokoh masyarakat yang pernah duduk di kursi Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) ini juga beranggapan paska kedatangan Presiden Republik Indonesia ke Bener Meriah dan Takengon, merupakan akhir dari penderitaan panjang warga setelah tiga pekan dilanda bencana di Dataran Tinggi Tanah Gayo.
“Awal saya menilai kunjungan ini merupakan solusi bagi masyarakat korban bencana namun sampai saat ini saya belum melihat dampak positif dari kk undangan tersebut:” Paparnya.
Ditambahkan nya memang tidak dapat di pungkiri bahwa Pemerintah juga telah mengirimkan bantuan ke daerah terdampak, namun masih belum mencukupi kebutuhan masyarakat yang terdampak bencana.
“Harapan kami di Tanah Gayo agar pemerintah dapat lebih cepat dan efektif dalam menangani bencana ini,” kata dia menambahkan.
Di akhir keterangan nya Bardan Sahidi mengungkapkan saat ini Sebagian Warga Gayo masih terisolasi dan terancam kelaparan karena akses jalan dan jembatan yang rusak.
“kami berharap agar pemerintah dapat segera melakukan upaya untuk melepas masyarakat dari keterisoliran serta memberi solusi atas acaman kelaparan paska bencana alam yang menimpa gayo pada 25 November 2025 lalu.” Tutup nya.

















