Deli Serdang |TribuneIndonesia.com-Gelombang tinggi disertai angin kencang kembali menghantam pesisir Pantai Labu, khususnya di Desa Rugemuk dan Paluh Sibaji, pada Minggu (23/11/2025). Terjangan ombak yang semakin kuat membuat warga pesisir diliputi ketakutan. Banyak warga berjaga hingga larut malam di tepi pantai, khawatir bencana lebih besar kembali mengancam rumah dan permukiman mereka.
Fenomena gelombang tinggi ini telah berlangsung lebih dari sepekan. Akibat kondisi cuaca ekstrem tersebut, para nelayan terpaksa berhenti melaut. Aktivitas ekonomi masyarakat pesisir pun lumpuh, meninggalkan banyak keluarga tanpa sumber penghasilan harian.
Selama bertahun-tahun, warga Pantai Labu telah berkali-kali mengusulkan pembangunan tembok penahan ombak (breakwater) kepada pemerintah. Namun hingga kini, harapan itu belum juga terealisasi. Sementara itu, ancaman abrasi dan banjir rob terus menghantui permukiman di sepanjang garis pantai.
Pantauan media Faktainews di Dusun III Desa Rugemuk menunjukkan bahwa kondisi air laut diperkirakan meningkat memasuki Desember. Ketinggian gelombang bahkan diprediksi dapat menembus lebih dari satu meter. Situasi ini dikhawatirkan memicu banjir rob dan mengancam rumah-rumah warga yang berada sangat dekat dengan bibir pantai.
Seorang warga, Jansen, mengungkapkan kegelisahan yang dialami masyarakat setempat.
“Setiap akhir tahun gelombang tinggi selalu datang. Kami takut banjir masuk ke rumah lagi. Sudah sering kami ajukan pembangunan tembok penahan ombak ke Pemerintah Desa maupun DPRD saat Reses, tapi belum ada jawaban,” ujarnya.
Warga mendesak pemerintah untuk segera turun tangan mengambil langkah konkret, baik penanganan jangka pendek maupun solusi jangka panjang. Selain tindakan darurat untuk mengantisipasi potensi banjir, masyarakat meminta normalisasi kawasan pesisir serta pembangunan tembok penahan ombak sebagai perlindungan permanen dari abrasi dan banjir rob yang terus berulang setiap tahun.
Ilham Gondron

















