KUTACANE | TribuneIndonesia.com
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Aceh Tenggara, Julkifli, S.Pd, melakukan evaluasi terhadap sejumlah siswa yang dinilai masih kurang mampu dalam kemampuan dasar Calistung (membaca, menulis, dan menghitung).
Dalam pantauan langsung ke sekolah-sekolah, Julkifli menemukan masih adanya siswa yang telah duduk di bangku kelas satu SMP, namun belum lancar membaca.
“Mereka bukan tidak bisa membaca, hanya saja masih terbata-bata dan belum lancar,” ujar Julkifli kepada TribuneIndonesia.com, Selasa (11/11/2025).
Menindaklanjuti temuan tersebut, pihak Dikbud Aceh Tenggara saat ini melakukan evaluasi dan pembinaan khusus bagi siswa yang belum lancar membaca, terutama bagi mereka yang sudah menempuh pendidikan di tingkat SMP.
Lebih lanjut, Julkifli menjelaskan bahwa kondisi tersebut terjadi karena adanya aturan baru yang melarang sekolah melakukan tes masuk bagi siswa lulusan SD ke jenjang SMP.
“Akibat aturan ini, kemampuan membaca siswa tidak terdeteksi sejak awal, sehingga masih ada yang belum lancar membaca namun tetap diterima di SMP,” terangnya.
Sebagai langkah antisipasi, Dinas Dikbud akan mengintensifkan pemantauan di seluruh sekolah dasar agar proses pembinaan terhadap siswa yang kurang lancar membaca bisa dilakukan sejak dini.
“Kami ingin masalah ini bisa tuntas tahun ini. Bila tidak, sekolah yang bersangkutan akan kami beri teguran dan tindakan,” tegas Julkifli.
Ia menambahkan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Bupati Aceh Tenggara, H. Salim Fakhry, dan bahkan bersama-sama meninjau langsung sejumlah sekolah SMP di wilayah tersebut untuk memastikan pembinaan berjalan efektif.
“Tujuan utama kami adalah memastikan tidak ada lagi anak di Aceh Tenggara yang naik jenjang sekolah tanpa menguasai kemampuan dasar membaca, menulis, dan berhitung,” tutup Julkifli.
(Per – Abd Gani)
















