Tanjung Morawa, Deli Serdang I Tribuneindonesia.com
Tanjung Morawa, salah satu kecamatan strategis di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, bukan hanya dikenal sebagai kawasan industri dan perlintasan vital menuju Medan, tetapi juga memiliki sejarah panjang dan menarik yang layak diketahui oleh generasi masa kini. Nama “Tanjung Morawa” sendiri menyimpan cerita yang berasal dari dua versi utama, yang masing-masing merefleksikan latar belakang sejarah dan budaya yang berbeda.
Jejak Penjajahan Belanda
menyebutkan bahwa nama “Tanjung Morawa” berasal dari kata “Tanjung Moravia”, yang diyakini sebagai nama yang diberikan oleh bangsa Belanda pada masa kolonial. Moravia sendiri merupakan sebuah wilayah yang terletak di Eropa Tengah, tepatnya di Republik Ceko saat ini. Ada yang berpendapat bahwa para penjajah Belanda memberi nama tersebut karena rasa rindu terhadap tanah leluhur atau karena wilayah tersebut mengingatkan mereka pada Moravia — sebuah daerah dengan lanskap yang mirip, yakni dataran subur yang cocok untuk perkebunan.
Kehadiran bangsa Belanda di kawasan Deli Serdang memang cukup kuat pada abad ke-19, khususnya dalam pengembangan perkebunan tembakau Deli yang sangat terkenal di mata dunia. Banyak wilayah yang diberi nama asing oleh mereka, sebagai bentuk dominasi dan penanda kolonial. Maka tak heran jika nama “Tanjung Morawa” dianggap sebagai warisan linguistik dari masa penjajahan itu.
Kearifan Lokal dan Latar Budaya
Sementara itu, versi kedua yang lebih membumi menyebutkan bahwa nama “Tanjung Morawa” berasal dari bahasa dan kearifan lokal masyarakat Melayu dan Suku Karo yang mendiami kawasan ini sejak dahulu kala. Dalam versi ini, “Tanjung” merujuk pada sebuah daratan yang menjorok atau berada di tepi sungai atau rawa, sedangkan “Morawa” dipercaya berasal dari kata “Rawa” — menggambarkan kondisi geografis kawasan ini yang dahulu penuh dengan rawa-rawa dan tanah berlumpur.
Nama tersebut kemudian berkembang menjadi “Tanjung Morawa” untuk menggambarkan daerah tanjung yang dipenuhi rawa, yang perlahan-lahan berubah menjadi wilayah yang subur dan strategis setelah dilakukan pembukaan lahan untuk permukiman dan pertanian. Versi ini menunjukkan kedekatan masyarakat dengan alam dan kebiasaan penamaan tempat berdasarkan kondisi geografis.
Perpaduan Sejarah dan Modernitas
Kini, Tanjung Morawa telah berkembang pesat menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di Deli Serdang. Dengan keberadaan berbagai kawasan industri, pusat pendidikan, hingga jalur transportasi utama seperti jalan tol dan jalur kereta api, Tanjung Morawa tidak hanya menyimpan sejarah, tetapi juga menjadi bagian penting dari pembangunan masa depan Sumatera Utara.
Namun, sejarah dan asal-usul nama tetap penting untuk dikenang. Ia menjadi cermin perjalanan waktu, dari era kolonial hingga era modern, dari rawa-rawa hingga kota yang sibuk.
Baik berasal dari “Tanjung Moravia” versi kolonial Belanda maupun dari “tanjung dan rawa” versi lokal, nama Tanjung Morawa menjadi simbol perjalanan sejarah yang kaya makna. Generasi muda diharapkan mampu mengenali dan melestarikan cerita-cerita ini sebagai bagian dari identitas daerah yang membanggakan.
Ilham Trihuneindonesia.com