Banda Aceh | TribuneIndonesia.com
Dukungan terhadap rencana pembangunan Terowongan Geurutee yang digagas Pemerintah Aceh terus menguat. Kali ini datang dari dua tokoh nasional asal kalangan purnawirawan TNI, yakni Purn TNI Saifullah dan Ketua PENA PUJAKESUMA, Purn TNI Zulsysafri, yang menyatakan dukungan penuh terhadap proyek strategis tersebut.
Keduanya mendorong agar pembangunan terowongan ini tidak hanya menjadi program daerah, namun juga segera ditetapkan sebagai bagian dari Program Strategis Nasional (PSN) oleh Pemerintah Pusat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
“Pembangunan Terowongan Geurutee adalah langkah monumental yang akan memberikan dampak besar bagi keselamatan, konektivitas, dan percepatan pembangunan wilayah Aceh bagian Barat. Kami mendorong penuh agar proyek ini menjadi prioritas nasional,” ujar Zulsysafri kepada Tribune Indonesia, Selasa (16/7/2025).
Menurut Zulsysafri, ruas jalan lintas barat Aceh yang melewati kawasan Gunung Geurutee memiliki tingkat risiko yang sangat tinggi. Jalan tersebut membentang di sisi tebing yang curam dan sering kali dilanda longsor, terutama pada musim hujan. Hal ini tidak hanya membahayakan pengendara, tetapi juga menghambat kelancaran arus barang dan mobilitas masyarakat antarwilayah.
“Jalur ini sangat vital karena menjadi akses utama penghubung antara wilayah Barat Selatan Aceh dan Ibu Kota Provinsi di Banda Aceh. Sudah saatnya kita memiliki infrastruktur yang lebih aman dan modern, seperti terowongan,” tegasnya.
Dukungan Masyarakat dan Pemerintah Daerah Jadi Kunci
Zulsysafri juga mengajak seluruh elemen masyarakat Aceh, termasuk tokoh adat, ulama, akademisi, dan aktivis, untuk bersatu memberikan dukungan terhadap kebijakan Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau yang akrab disapa Mualem, terkait usulan pembangunan terowongan tersebut.
Ia menilai langkah Gubernur Mualem dalam menyusun dan menyerahkan proposal pembangunan terowongan Geurutee kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, merupakan langkah maju yang patut diapresiasi.
“Pemerintah Aceh sudah menunjukkan keseriusannya. Dokumen usulan pembangunan terowongan tersebut sudah diserahkan langsung oleh Gubernur Mualem kepada Kepala Bappenas di Meuligoe Gubernur Aceh. Sekarang kita butuh dukungan politik dari pusat,” tambah Zulsysafri.
Sementara itu, Purn TNI Saifullah menyebutkan bahwa pembangunan terowongan merupakan solusi permanen terhadap persoalan keselamatan dan efisiensi transportasi di kawasan tersebut.
“Sebagai mantan prajurit, kami tahu betul betapa pentingnya akses jalan yang aman dan lancar. Ini bukan hanya soal ekonomi, tapi juga soal keamanan nasional. Terowongan Geurutee akan menghapus hambatan strategis yang selama ini menjadi tantangan utama jalur barat Aceh,” ujarnya.
Harapan di Era Pemerintahan Presiden Prabowo
Kedua tokoh purnawirawan ini berharap, di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang dikenal memiliki perhatian besar terhadap penguatan infrastruktur dan kedaulatan wilayah, usulan pembangunan Terowongan Geurutee dapat diterima dan segera direalisasikan sebagai bagian dari program nasional.
“Kami percaya dengan visi Presiden Prabowo yang menekankan pentingnya konektivitas dan penguatan kawasan perbatasan serta wilayah terluar. Aceh memiliki posisi strategis dalam konteks geopolitik dan ekonomi. Oleh karena itu, pembangunan terowongan ini harus menjadi prioritas nasional,” ujar Zulsysafri.
Menurut mereka, pembangunan infrastruktur yang aman dan modern seperti terowongan akan menjadi warisan monumental bagi masa depan Aceh, sekaligus meningkatkan nilai strategis provinsi ini dalam peta pembangunan nasional.
Penutup: Infrastruktur Adalah Akselerator Pembangunan
Pembangunan Terowongan Geurutee diyakini akan menjadi akselerator pembangunan wilayah Aceh Barat dan sekitarnya. Selain memperpendek waktu tempuh dan meningkatkan keselamatan, terowongan ini juga akan membuka peluang investasi baru, memperkuat distribusi logistik, dan mempercepat pemerataan pembangunan antarwilayah.
“Kami tidak ingin lagi melihat korban akibat longsor di Geurutee. Sudah waktunya kita membangun infrastruktur yang beradab dan berkelas nasional,” tutup Zulsysafri. (#)