Deli Serdang | TribunreIndonesia.com — Menjelang dua bulan terakhir tahun 2025, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana banjir dan tanah longsor. Berdasarkan tren tahunan, intensitas curah hujan biasanya meningkat signifikan pada akhir tahun, sehingga wilayah-wilayah rawan bencana perlu bersiap sejak dini.
Fenomena ini bukan tanpa alasan. Pengalaman tahun 2024 masih membekas di ingatan masyarakat, ketika sejumlah daerah di Sumatera Utara — termasuk Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang — dilanda banjir besar. Di beberapa kawasan, ketinggian air bahkan mencapai atap rumah warga. Banyak keluarga terpaksa mengungsi dan mengalami kerugian materi yang tidak sedikit.
Peningkatan risiko banjir dan tanah longsor disebut terjadi akibat berkurangnya area resapan air di hulu. Pembalakan liar dan penebangan pohon yang tidak terkendali menyebabkan hilangnya penahan alami air hujan. Ketika curah hujan tinggi, air dari perbukitan langsung mengalir deras ke dataran rendah tanpa penghalang, mengakibatkan banjir bandang dan longsor di beberapa titik.
Karena itu, pemerintah dan masyarakat diimbau untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi dua bulan krusial ke depan. Pemerintah daerah diminta memperketat pemantauan wilayah rawan serta mengoptimalkan sistem drainase dan saluran air yang sudah ada. Sementara itu, masyarakat diharapkan berperan aktif menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan ke parit atau sungai.
Langkah-langkah sederhana seperti membersihkan saluran air, memperbaiki parit tersumbat, dan menanam kembali pohon di lahan-lahan terbuka bisa menjadi upaya efektif mencegah bencana. Penanaman pohon di lereng atau perbukitan dapat membantu menyerap air hujan sekaligus memperkuat struktur tanah agar tidak mudah longsor.
Selain itu, kesadaran kolektif untuk tidak menebang hutan secara berlebihan juga sangat penting. Hutan memiliki peran vital sebagai daerah tangkapan air dan penahan aliran permukaan. Ketika hutan gundul, risiko air bah meningkat tajam.
Pemerintah kabupaten dan kota diharapkan meningkatkan koordinasi antarinstansi dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi ini. Sosialisasi kepada masyarakat tentang langkah-langkah pencegahan dan penanganan darurat juga perlu digencarkan, terutama di wilayah yang kerap dilanda banjir seperti Deli Serdang, Medan, dan sekitarnya.
Dengan langkah preventif yang terencana dan kesadaran masyarakat yang tinggi, dampak buruk dari cuaca ekstrem di akhir tahun diharapkan dapat diminimalkan. Kewaspadaan menjadi kunci utama agar bencana serupa seperti tahun-tahun sebelumnya tidak kembali terjadi.
Ilham Gondrong















