Opini: Kebanggaan yang Terpotong di Tengah Jalan

- Editor

Rabu, 20 Agustus 2025 - 03:47

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TribuneIndonesia.com

Baru sehari rakyat Aceh merasakan kebanggaan tersendiri: dua pucuk pimpinan keamanan di Tanah Rencong berasal dari putra daerah. Pangdam Iskandar Muda dijabat Mayjen TNI Niko Fahrizal, putra Aceh, dan Kapolda Aceh resmi dipimpin Brigjen Pol Marzuki Ali Basyah, juga putra Aceh.

Bagi rakyat Aceh, momen ini tidak sekadar seremonial, melainkan simbol kepercayaan negara terhadap anak-anak bangsa dari daerah ini untuk mengemban jabatan strategis. Kebanggaan itu semakin terasa karena dua posisi tersebut—Pangdam dan Kapolda—adalah simbol keamanan dan stabilitas di Aceh.

Namun, rasa bangga itu seolah hanya seumur jagung. Tepat di hari pelantikan Brigjen Marzuki Ali Basyah sebagai Kapolda Aceh, kabar mengejutkan datang: Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Niko Fahrizal diganti melalui SK Panglima TNI. Belum kering tinta berita tentang “putra Aceh memimpin Aceh”, publik kembali dihadapkan pada kenyataan bahwa kebanggaan itu hanya bertahan sehari.

Pertanyaannya, mengapa pergantian ini begitu cepat? Apakah rotasi tersebut murni bagian dari dinamika organisasi TNI, ataukah ada faktor lain yang membuat rakyat Aceh harus rela melepas Pangdam putra daerah?

Kita tentu memahami bahwa rotasi jabatan di institusi TNI dan Polri adalah hal lumrah. Namun, di mata rakyat, momentum hadirnya dua putra Aceh pada saat bersamaan memberi makna emosional dan historis. Ia bukan sekadar soal jabatan, melainkan tentang representasi identitas, kepercayaan, dan harapan.

Baca Juga:  TNI Lantamal VIII Hadiri Rapat Paripurna DPRD Sulut, Bahas APBD dan Penanggulangan Bencana

Bayangkan, betapa kuatnya pesan moral jika Aceh dipimpin oleh putra daerah baik di tubuh TNI maupun Polri. Sebuah simbol harmoni antara negara dan rakyat Aceh, bahwa keduanya berjalan beriringan dengan rasa saling percaya.

Kini, simbol itu retak. Rakyat kembali bertanya-tanya, mengapa kebanggaan yang baru dirasakan harus segera terpotong? Mengapa tidak dibiarkan lebih lama agar rakyat menikmati atmosfer kepercayaan itu?

Di tengah banyak persoalan Aceh, dari isu keamanan hingga pembangunan, kehadiran putra daerah di pucuk pimpinan aparat negara sejatinya mampu menjadi jembatan. Bukan hanya soal bahasa dan budaya, tetapi juga soal hati. Pemimpin putra daerah sering kali lebih mampu merasakan denyut nadi masyarakatnya sendiri.

Oleh karena itu, meski publik Aceh tetap menghormati keputusan Panglima TNI, rasa kecewa tidak bisa ditutupi. Harapan yang sempat membumbung tinggi kini terhempas ke bumi.

Rotasi boleh saja menjadi rutinitas, tetapi jangan dilupakan bahwa setiap keputusan memiliki dimensi psikologis bagi rakyat. Di Aceh, rasa bangga memiliki pemimpin putra daerah bukan sekadar kebetulan, melainkan bagian dari perjalanan panjang sejarah hubungan Aceh dan Republik ini.

Kini, yang tersisa adalah satu pertanyaan reflektif: sampai kapan rakyat Aceh bisa benar-benar menikmati kebanggaan itu tanpa harus dipotong di tengah jalan?

Penulis : (Purn) Zulsyafri Sekretaris KAKI Aceh                  Editor ; Redaksi

 

Berita Terkait

Personil Kodim 0212/TS Kembali Lakukan Sosialisasi Dan Penertiban Aktifitas Peti Di Madina
Kapolda Aceh Hadiri Pembukaan MTQ ke-XXXVII di Pidie Jaya
Demi Kamtibmas yang Kondusif, Polresta Deli Serdang Gencarkan Patroli Presisi
Kapolda Aceh Hadiri Pembukaan MTQ ke-XXXVII di Pidie Jaya
Polres Pidie Jaya dan Unit Jibom Gegana Sterilkan Area Pembukaan MTQ Aceh XXXVII
Polres Sergai Gempur Galian C Ilegal, Satgas Khusus Razia Sungai Ular di Tengah Malam
Dirkrimsus Polda Banten Gelar Rakor Optimalisasi Peran PPNS, Dan Penyidik Polri Dalam Penegakan Hukum Yang Presisi
Kapolres Pidie Jaya Hadiri Pawai Taaruf MTQ Aceh XXXVII, Wujud Sinergi dan Semangat Kebersamaan Masyarakat
Berita ini 169 kali dibaca
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Berita Terkait

Senin, 3 November 2025 - 11:03

Komitmen Jaga Kamtibmas, Kurang dari 12 Jam, Pelaku Penganiayaan Berat di Bitung Dibekuk

Senin, 3 November 2025 - 08:25

Lima Rumah Terbakar di Desa Batu Hamparan, BPBD Aceh Tenggara Gerak Cepat Padamkan Api

Senin, 3 November 2025 - 07:47

Cegah Kenakalan Remaja, Kapolsek Matuari Bina Kelompok Pelaku Tawuran dengan Ibadah dan Olahraga Bersama

Senin, 3 November 2025 - 04:58

Hutama Karya Tegaskan Komitmen Keselamatan Berkendara Melalui Sosialisasi ZERO ODOL

Senin, 3 November 2025 - 04:03

Pimpin Apel Terakhir Kejari Bireuen,Ingatkan Jajaran Untuk Selalu Layani Masyarakat Dan Berinovasi

Senin, 3 November 2025 - 03:48

Pante Bidari, Muhtar alias Tgk Muda, Keuchik Gampong Seuneubok Saboh yang terpilih

Senin, 3 November 2025 - 03:37

Bupati Madina Tak Tepat di Tengah Efisiensi Anggaran,Pagar Lama di Taman Panyabungan

Minggu, 2 November 2025 - 07:38

Jangan Lantik Pejabat Karena Hubungan Keluarga dan Balas Jasa Politik

Berita Terbaru

Pemerintahan dan Berita Daerah

Juara Tingkat Kabupaten, Desa Tumpatan Melaju ke Tingkat Provinsi

Senin, 3 Nov 2025 - 10:52

Pemerintahan dan Berita Daerah

Desa Timbang Deli Wakili Deli Serdang di Lomba Program Pokok PKK Kategori PHBS

Senin, 3 Nov 2025 - 10:49

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x