Penulis: ilham Gondrong
Batang Kuis| TribuneIndonesia.com
Di balik hiruk pikuk perkembangan wilayah Deli Serdang, tersimpan sebuah desa yang penuh potensi dan semangat kebangkitan ekonomi masyarakatnya. Desa Tumpatan Nibung, yang terletak di Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, kini menjelma menjadi salah satu pusat geliat usaha kecil menengah (UMKM) yang cukup menjanjikan, terutama di lingkungan berbasis pesantren dan komunitas lokal.
Sebagai desa yang berakar kuat pada nilai-nilai budaya dan keagamaan, Tumpatan Nibung bukan hanya kaya akan tradisi dan kerukunan sosial, tetapi juga mulai menunjukkan kemampuannya sebagai desa yang mandiri secara ekonomi. Berbagai sektor usaha berkembang pesat, mulai dari produk makanan olahan khas daerah, kerajinan tangan, hingga jasa dan pertanian terpadu yang semuanya dikelola oleh masyarakat setempat, dengan semangat kolaboratif dan kemandirian tinggi.
Dari Desa Biasa Menuju Desa Berdaya
Sebelumnya, Desa Tumpatan Nibung mungkin hanya dikenal sebagai salah satu dari sekian banyak desa yang ada di Kecamatan Batang Kuis. Namun dalam beberapa tahun terakhir, perubahan signifikan terjadi. Perhatian dari pemerintah daerah, kolaborasi dengan institusi pendidikan berbasis pesantren, serta semangat gotong royong warga telah mendorong lahirnya berbagai inisiatif lokal yang memajukan ekonomi desa.
Kepala Desa Tumpatan Nibung, Sarianto yang di panggil Akrap Aceng menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mengembangkan potensi lokal melalui pemberdayaan ekonomi berbasis UMKM.
“Kami sadar bahwa potensi terbesar desa ini ada pada manusianya. Masyarakat kami kreatif, pekerja keras, dan ingin maju. Tugas kami sebagai pemerintah desa adalah membuka jalan dan memberikan dukungan,” ujarnya.
UMKM sebagai Ujung Tombak Perekonomian Desa
Di Tumpatan Nibung, berbagai jenis UMKM tumbuh dengan pesat. Mulai dari produksi keripik pisang, aneka kue tradisional, minuman herbal, hingga produk fashion muslim seperti mukena, sarung, dan peci, menjadi komoditas utama yang tidak hanya dipasarkan di dalam desa, tetapi juga telah menjangkau pasar-pasar di luar daerah.
Beberapa UMKM bahkan telah memanfaatkan platform digital untuk menjual produk mereka melalui media sosial dan marketplace seperti Shopee, Tokopedia, dan Instagram. Hal ini tidak lepas dari pelatihan dan pendampingan yang dilakukan oleh pihak desa bekerja sama dengan berbagai lembaga, termasuk pelaku pendidikan pesantren yang turut aktif mencetak generasi muda yang paham teknologi dan wirausaha.
Salah satu contoh sukses adalah kelompok usaha santri di Pesantren Nurul Iman yang memproduksi sabun herbal dan minyak kayu putih alami. Produk ini tidak hanya digunakan oleh masyarakat sekitar, tapi juga mulai dipesan oleh konsumen dari luar provinsi.
Kolaborasi dengan Pesantren, Sinergi yang Memberdayakan
Keunggulan Desa Tumpatan Nibung tak lepas dari keberadaan pesantren yang berperan penting dalam membina masyarakat, terutama generasi muda. Di desa ini, pendidikan agama dan pembinaan keterampilan hidup berjalan beriringan. Para santri tidak hanya diajarkan ilmu agama, tetapi juga dibekali keterampilan kewirausahaan.
Program-program pelatihan yang difasilitasi oleh pesantren mencakup pelatihan menjahit, membuat kerajinan tangan, hingga teknologi pertanian modern. Ini menjadi contoh sinergi antara pendidikan dan pembangunan ekonomi masyarakat yang sangat efektif.
Banyak pemuda desa yang sebelumnya menganggur kini mulai produktif dan mandiri. Mereka membuka usaha kecil di rumah, bekerja sama membentuk koperasi desa, bahkan beberapa di antaranya menjadi pelatih UMKM di desa lain.
Infrastruktur yang Terus Dibangun, Akses yang Kian Mudah
Selain penguatan sektor ekonomi, pembangunan infrastruktur menjadi bagian penting dalam transformasi Desa Tumpatan Nibung. Jalan desa yang sebelumnya berlubang kini telah diperbaiki, akses ke desa lebih mudah dijangkau, dan fasilitas umum seperti balai desa, posyandu, dan lapangan olahraga mengalami renovasi signifikan.
Pemerintah desa juga aktif memfasilitasi kegiatan sosial, pendidikan, dan kesehatan. Posyandu berjalan rutin, kegiatan pengajian dan penyuluhan digelar setiap pekan, dan upaya pencegahan stunting serta pengentasan kemiskinan mendapat perhatian serius.
Menuju Desa Wisata Edukasi dan Religius
Melihat potensi dan kekayaan nilai yang dimiliki, banyak pihak kini mendorong Desa Tumpatan Nibung untuk dikembangkan menjadi desa wisata edukatif dan religius. Kombinasi antara alam yang asri, masyarakat yang ramah, keberadaan pesantren, dan kekayaan kuliner khas menjadi modal besar.
Rencana ini pun mendapat sambutan positif dari masyarakat dan tokoh-tokoh desa. Mereka sepakat bahwa pengembangan desa wisata akan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan, mengangkat produk UMKM, serta mengenalkan budaya lokal ke masyarakat luas.
Harapan dan Cita-cita Warga Tumpatan Nibung
Bagi masyarakat Tumpatan Nibung, perubahan yang terjadi saat ini adalah awal dari perjalanan panjang menuju kemajuan desa yang berkelanjutan. Mereka berharap, dengan dukungan dari semua pihak,baik pemerintah kabupaten, provinsi, maupun stakeholder swasta,desa mereka dapat menjadi contoh nasional dalam pengelolaan desa berbasis kemandirian dan kearifan lokal.
“Kami tidak ingin hanya menjadi penonton kemajuan daerah lain. Kami ingin maju bersama. Anak-anak kami berhak mendapat pendidikan dan masa depan yang lebih baik, dan kami ingin mewujudkannya dari desa sendiri,” ungkap seorang warga, ibu Siti Rohana, pelaku UMKM kerajinan tangan.
Desa Tumpatan Nibung adalah bukti nyata bahwa desa bukan lagi tempat yang tertinggal, tetapi bisa menjadi pusat pertumbuhan baru jika dikelola dengan visi dan semangat kebersamaan. Dengan kekuatan UMKM, dukungan pendidikan pesantren, dan pembangunan yang inklusif, desa ini kini bersinar dari pinggiran dan siap menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia.
Ilham Tribuneindoensia.com