Oleh : Wen Uken
Tribuneindonesia.com
Kisruh ketua DPRK dan tim perumus Tatib DPRK kota Langsa, terkait dualisme perumusan Rancangan Tata Tertib (Tatib) dewan, pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja kota (R_APBK) Langsa tahun anggaran 2025 menjadi pembicaraan hanggat di kota Langsa dalam beberapa pekan ini.
Bukan sampai di situ saja, saling serang antara media pun terus berkecambuk, masing-masing menyampaikan pembenaran dengan dalih masing-masing, dengan pertanyaan adakah keuntungannya bagi masyarakat kota Langsa. Atau hanya mempertahankan ego pribadi ataupun kepentingan kelompok. Sementara masyarakat sendiri gerah dengan tontonan yang disajikan oleh para wakil rakyat kota Langsa tersebut.
Ada selentingan kabar tersiar bahwa ketua DPRK Langsa tidak menandatangani, dikarenakan ketua DPRK merubah tanpa sepengetahuan tim perumus, rancangan Tatib DPRK Langsa menurut versinya. Padahal secara aturan rancangan Tatib yang telah dirumuskan oleh tim perumus tidak dapat diubah kembali.
Hari ini seharusnya masing-masing kesampingkan kepentingan baik pribadi, golongan atau apapun namanya, untuk kemaslahatan kota Langsa. Coba lihat akibat kisruh tersebut ada yang dirugikan apa tidak, seharusnya itu yang harus diperjuangkan, karena para wakil rakyat di pilih oleh rakyat untuk memperjuangkan nasib rakyat, bukan memperjuangkan kepentigan yang akhirnya berimbas kepada masyarakat kota Langsa.
Bila kita kilas balik kebelakang, bahwa hasil pemilihan anggota legislatif Langsa, melahirkan hampir setengah anggota dewan dari pendatang baru dan menoreh hasil ketua dan wakil ketua juga dengan orang-orang baru kecuali wakil ketua I yang pernah menduduki sebagai ketua DPRK Langsa.
Seharusnya dengan hadirnya pemimpin baru dan hampir setengah wajah baru DPRK Langsa dapat memberikan warna baru, atau sebuah tantangan bagi DPRK Langsa untuk dapat bekerja lebih baik dan lebih professional serta bertanggung jawab dari sebelumnya.
Dealine hanya tinggal menghitung hari, bila kisruh tak kunjung selesai sudah pasti dipastikan R-APBK kota Langsa akan di Perwalkan. Hari ini siapa yang dipastikan akan untung dan rugi bila hal tersebut terjadi ?
Masyarakat kota Langsa tidak menuntut banyak, mereka hanya ingin kota Langsa dalam proses Pembangunan berjalan dengan baik dan seperti apa yang diharapkan. Warga kota Langsa hanya ingin melihat janji manis para Aleg saat kampanye dapat terlaksana atau hanya sebuah bualan untuk menarik pemilih saat pemilihan tiba.
Harapan terindah warga kota Langsa adalah agar DPRK Bersatu dalam bingkai kemajuan dan Pembangunan kota Langsa. Warna bendera boleh beda tetapi pemikiran untuk kemajuan kota Langsa yang tak boleh beda. Perang politik telah usai baik Pemilu maupun Pilkada, mari merajut sebuah asa yang menjadi harapan warga kota Langsa.
Yang menang jangan jumawa dan yang kalah tak boleh berkecil hati karena Pembangunan tidak mampu dilakukan oleh seseorang ataupun sekelompok orang. Pembangunan yang baik dihasilkan oleh sebuah kebersamaan.